Mohon tunggu...
Asiyah 16
Asiyah 16 Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswi

Saya independent women

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Jakarta

26 Oktober 2024   19:53 Diperbarui: 26 Oktober 2024   20:31 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas)
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) ialah institusi penting yang berperan dalam mengelola, mengembangkan, serta melestarikan informasi dan kekayaan intelektual bangsa. Didirikan dengan visi untuk menyediakan akses pengetahuan yang luas bagi seluruh rakyat Indonesia, Perpusnas menjadi pusat informasi dan sumber literasi nasional.

Awal Mula Berdirinya Perpusnas

Sejarah Perpustakaan Nasional dimulai pada masa kolonial Belanda. Cikal bakal Perpusnas berasal dari perpustakaan yang dikelola oleh Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BGKW), sebuah lembaga ilmiah yang didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1778 di Batavia (sekarang Jakarta). Pada masa itu, perpustakaan ini menjadi pusat penelitian ilmiah serta dokumentasi sejarah dan kebudayaan di Hindia Belanda.

Setelah Indonesia merdeka, pengelolaan perpustakaan terus berkembang seiring dengan kesadaran akan pentingnya akses literasi bagi masyarakat. Pada 17 Mei 1952, pemerintah Indonesia mendirikan Perpustakaan Negara, yang kemudian menjadi dasar bagi pembentukan Perpustakaan Nasional.

Peresmian Perpusnas

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia secara resmi didirikan pada tanggal 7 Mei 1980 melalui Keputusan Presiden No. 11 Tahun 1980. Peresmian ini menandai langkah penting dalam upaya pemerintah untuk membangun pusat informasi nasional yang terintegrasi. Fungsi utama Perpusnas adalah mengumpulkan, menyimpan, melestarikan, dan mendistribusikan seluruh informasi yang berhubungan dengan budaya dan ilmu pengetahuan di Indonesia.

Perkembangan dan Transformasi Digital

Seiring perkembangan zaman, Perpusnas terus berinovasi dan menyesuaikan diri dengan era digital. Pada awalnya, perpustakaan ini hanya menyediakan layanan peminjaman buku secara fisik. Namun, saat ini, Perpusnas telah memperkenalkan berbagai layanan digital, termasuk akses koleksi e-book, jurnal online, dan repositori digital yang bisa diakses dari seluruh Indonesia. Transformasi ini memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan akses literatur yang lebih luas tanpa harus datang langsung ke gedung Perpusnas.

Salah satu pencapaian besar Perpusnas adalah pembangunan gedung baru yang diresmikan pada 14 September 2017 oleh Presiden Joko Widodo. Gedung baru ini terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, dan diklaim sebagai gedung perpustakaan tertinggi di dunia, dengan 24 lantai. Gedung ini dirancang untuk menyediakan fasilitas modern bagi para pengunjung, termasuk ruang baca yang nyaman, ruang multimedia, dan akses internet yang cepat.

Fungsi dan Peran Perpusnas

Perpusnas memiliki beberapa fungsi utama yang sangat penting bagi pengembangan literasi nasional:

1. Pelestarian Koleksi: Mengumpulkan, menyimpan, dan merawat berbagai koleksi literatur, termasuk manuskrip kuno, buku, jurnal, majalah, serta arsip lainnya.

2. Pusat Riset dan Referensi: Menyediakan bahan referensi untuk mendukung kegiatan riset dan pendidikan.

3. Layanan Informasi: Menyediakan akses informasi melalui berbagai media, baik secara fisik maupun digital.

4. Pengembangan Literasi: Melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat, termasuk program perpustakaan keliling dan digitalisasi koleksi.

Koleksi dan Layanan

Koleksi Perpusnas sangat beragam, mencakup buku-buku sastra, sejarah, ilmu pengetahuan, hingga manuskrip kuno yang berusia ratusan tahun. Koleksi ini mencakup bahasa dan budaya Indonesia, serta berbagai literatur dari negara lain. Selain itu, Perpusnas juga menawarkan layanan seperti perpustakaan digital (iPusnas), layanan peminjaman buku online, hingga pelatihan keterampilan digital untuk meningkatkan literasi teknologi.

Tantangan dan Masa Depan

Meskipun telah banyak mengalami kemajuan, Perpusnas tetap menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal pelestarian koleksi fisik yang rentan rusak dan digitalisasi yang membutuhkan biaya besar. Selain itu, tantangan lain adalah meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat Indonesia, yang masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara lain.

Ke depan, Perpusnas terus berupaya meningkatkan kualitas layanan dan aksesibilitas, serta membangun jaringan kerja sama dengan perpustakaan di seluruh dunia. Dengan demikian, diharapkan Perpusnas dapat menjadi pusat literasi dan informasi yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat, dari Sabang sampai Merauke.

Penutup

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan buku, tetapi juga sebagai pusat pengetahuan yang mendukung pendidikan dan pengembangan budaya bangsa. Dengan sejarah panjang dan komitmen untuk berinovasi, Perpusnas terus berperan sebagai penjaga pengetahuan dan memfasilitasi masyarakat dalam mengakses literasi serta informasi yang berkualitas.

Peran serta masyarakat sangat penting dalam mendukung keberlanjutan Perpusnas, karena dengan bersama-sama, kita bisa membangun bangsa yang lebih cerdas dan berbudaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun