Awalnya, menara ini tidak dimaksudkan untuk miring. Desainnya pun sama sekali tidak dibuat miring dari awal. Masalah dimulai saat pembangunan lantai ketiga, ketika fondasi tanahnya yang lunak mulai amblas, sehingga menara mulai condong ke satu sisi.Â
Menara ini berdiri di atas tanah yang terdiri dari lapisan tanah liat dan pasir yang tidak cukup kuat untuk menopang berat bangunan setinggi itu.
Untuk mengatasi masalah ini, selama bertahun-tahun para arsitek mencoba berbagai cara untuk memperbaikinya. Termasuk memperkuat fondasi dan secara bertahap memperbaiki kemiringannya agar tidak semakin parah. Pada akhirnya, meskipun tidak bisa diperbaiki sepenuhnya, upaya yang dilakukan sudah cukup untuk menjaga menara tetap stabil hingga saat ini.
Jadi, kenapa menara ini bisa miring. Ternyata karena tanah yang lunak dan tidak stabil ketika dibangun.
Seperti yang disebutkan, menara ini dibangun di atas kombinasi tanah lempung dan pasir yang mulai tenggelam di satu sisi. Setelah sadar menara mulai condong, pembangunan dihentikan berkali-kali untuk mencari solusi.
Meskipun begitu, menara ini tetap miring hingga kemiringan mencapai sekitar 5,5 derajat pada awal tahun 1990 an. Setelah dilakukan renovasi besar, kemiringan berhasil dikurangi menjadi 3,97 derajat dan menara dinyatakan aman untuk wisatawan. Â
Yang membuat surprise ternyata turis bisa naik ke puncaknya meski hanya dengan anak tangga. Saya lihat banyak turis yang antri untuk naik sampai ke puncaknya.
Sebelum melihat sendiri Menara Pisa, saya sangka turis tidak boleh naik ke puncaknya karena kemiringannya.