Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mandi di Kolam Renang Air Hangat di Budapest Sambil Main Catur

4 Oktober 2024   20:24 Diperbarui: 4 Oktober 2024   23:24 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lalu saya pindah ke kolam arus sangat terasa seperti berjalan sambil didorong ombak. 

Ada juga pancuran air hangat, saya coba di bawah kepala aliran derasnya membuat rasa pening jadi hilang dan segar kembali badan.

Sejarah pemandian ini sangat erat kaitannya dengan kekayaan geologi Hungaria dan pengaruh berbagai budaya yang pernah mendominasi wilayah ini.

Budapest memiliki lebih dari 100 mata air panas alami yang menghasilkan jutaan liter air mineral setiap harinya.

Sejarah kolam renang hangat di kota ini dapat dilacak hingga masa Kekaisaran Romawi.

Pada masa itu, wilayah Hungaria  merupakan bagian dari kekaisaran, dan orang Romawi mendirikan kolam pemandian di sepanjang Danube untuk memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah.

Pada abad ke-19 dan 20, kolam pemandian-pemandian modern dibangun, memperluas warisan spa Budapest.

Kolam pemandian Széchenyi misalnya, merupakan contoh arsitektur neo-Baroque yang megah, sekaligus menjadi tempat untuk relaksasi dan penyembuhan menggunakan air panas alami.

Kolam jaqusi (dok: Asita)
Kolam jaqusi (dok: Asita)

Air panas di Budapest kaya akan mineral seperti kalsium, magnesium, sulfat, dan bikarbonat. Setiap pemandian mengandung komposisi mineral yang sedikit berbeda, yang dianggap bermanfaat untuk berbagai masalah kesehatan, mulai dari penyakit persendian, masalah kulit, hingga terapi relaksasi.

Sebagian besar pemandian menawarkan layanan spa tambahan seperti pijat, dan sauna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun