Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

pecinta traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kenangan Manis Melaksanakan Ibadah Haji di Tahun 2007 lalu

31 Mei 2024   12:34 Diperbarui: 31 Mei 2024   13:24 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana tawaf ketika musim haji (dok Asita)

Melihat berita di televisi suasana pemberangkatan haji jemaah Indonesia telah dimulai sejak tanggal 21 Mei sampai 10 Juni 2024 saya menjadi teringat kenangan manis ketika melaksanakan ibadah haji tahun 2007 lalu.

Kenangan tak akan pernah terlupakan ketika saya mempunyai kesempatan untuk berangkat haji di tahun 2007. Saya bersama suami Eddy Suryanto dan ibunda Sunarlinah bisa berangkat haji di tahun 2007 tanpa melalui antrian pendaftaran haji.

Pemberangkatan haji dari tanah air sebanyak 200.000 orang Jemaah dibagi dua gelombang. Saya mendapat jatah kloter 1 dan gelombang 1.

Sekarang ini di musim haji tahun 2024 Indonesia mendapat kuota sebanyak 241.000 orang Jemaah yang bisa berangkat. Tahun ini banyak berita pemberangkatan haji banyak delay karena kerusakan pesawat terbang Garuda Indonesia di Makasar membuat efek domino di penerbangan berikutnya ikut terlambat.

Beruntung ketika berangkat haji tahun 2007, saya naik pesawat Garuda Indonesia tepat waktu dan waktu itu Jemaah diberangkatkan dari terminal 3 Bandara Soekarno Hatta.

Bersama ibunda tercinta (dok Asita)
Bersama ibunda tercinta (dok Asita)

Waktu itu saya membayar pendaftaran haji sebesar Rp 20 juta di bulan Februari 2007, ternyata di bulan Oktober sudah bisa melakukan pelunasan haji sebesar Rp 27 juta dan di akhir bulan November sudah bisa berangkat haji.

Karena rumah saya di daerah Tangerang Kota, saya masuk kloter I yang berangkatnya haji di awal-awal pemberangkatan haji di akhir bulan November dan pulang balik Kembali ke tanah air tanggal 3 Januari 2007.  Mengapa saya ingat tanggal pulang haji katrena pas malam tahun baru 2008 saya berada di Masjidil Haram Mekah untuk sholat tahajud.

Saya ingat kami semua peserta haji dari Banten kloter I dikumpulkan dahulu di depan Balaikota Tangerang untuk dilepas walikota Tangerang dan diberangkatkan ke asrama haji Pondok Gede untuk menginap dahulu semalam sebelum diberangkatkan ke Bandara Soekarno Hatta untuk terbang ke tanah suci.

Selama menginap semalam di asrama haji , para peserta haji mendapat fasilitas tidur dan makan gratis semalam. Kami diberi gelang identitas, biaya living cost dalam bentuk uang riyal, obat-obatan, buku doa haji , tiket boarding pesawat Garuda dan brefing singkat pelaksanaan ibadah haji.

Sebagai peserta haji kloter I kami diterbangkan langsung ke kota Madinah dari Bandara Soekarno Hatta Banten memerlukan waktu sekitar 10 jam. Sesampainya di Bandara King Abdul Azis Madinah setelah mendarat kami melalui proses imigrasi untuk dicek visa hajinya dan langsung diantar ke hotel.

Ibuku berjalan kaki untuk melaksanakan ibadah jumroh  (dok Asita)
Ibuku berjalan kaki untuk melaksanakan ibadah jumroh  (dok Asita)

Kami mendapat hotel untuk 8 orang per kamar yang berjarak sekitar 2 kilometer dari Masjid Nabawi di Madinah. Tiap hari kami berjalan untuk sholat di Masjid Nabawi  selama 9 hari di Madinah.

Setelah 9 hari di Madinah tibalah waktunya untuk melakukan ibadah umroh pertama kali. Kami melaksanakan miqat di Masjid Bill Air di Madinah kemudian dengan kendaraan bus menuju Kota Mekah. Dengan waktu hampir 6 jam rombongan kami masuk Kota Mekah.

Malam itu juga kami langsung melaksanakan ibadah umroh. Alhamdulillah pelaksanaan umroh berjalan lancar dan ibuku meski sudah berusia 69 tahun ketika berangkat haji bisa lancer melaksanakan umroh pertama.

Hotel kami di Mekah berjarak 4 kilometer dari Masjidil Haram. Tapi disediakan bus shuttle selama musim haji kami berangkat ke Masjidil Haram dengan naik bus gratis yang disediakan Kementrian Agama. Kamar kami di Mekah juga berisi delapan orang. Karena jarak dari hotel ke Masjidil Haram kami sholat di masjid pada saat sholat ashar, magrib sampai isya. Sohlat subuh dan dshuhur sering dilakukan di hotel kecuali pada saat sholat Jumat kami selalu sempatkan waktu di masjid.

Selama di Mekah dari penerimaan uang living cost  sebesar 750 riyal untuk hidup selama 40 hari di tanah suci sangat cukup. Karena harga rata-rata nasi putih 2 riyal dan lauk pauk 10 riya. Jadi tiap hari kita bisa hidup dengan makan nasi dua kali sebesar  25 riyal.

Di depan halaman hotel tiap pagi banyak penjual nasi dengan lauk pauk ala Indonesia berjualan. Mulai lauk tahu tempe, ikan, ayam, daging menu Indonesia dan sayuran tersedia di depan hotel. Sedangkan di restoran-restoran menu Indonesia tersedia pula bakso, nasi soto, nasi rawon, menu Padang seharga rata-rata 20 riyal.

Kenangan haji di tahun 2007 (dok Asita)
Kenangan haji di tahun 2007 (dok Asita)

Setelah 20 hari menetap di Mekah, sampailah waktunya untuk melakukan wukuf di padang Arafah. Dengan naik bus kami satu rombongan kloter I Banten  berangkat ke padang Arafah untuk wukuf dengan niat ihram.

Dimana ketika niat ihram sudah dibacakan, kami tidak boleh memakai wangi-wangian, melakukan hubungan suami-istri, melakukan ijab Kabul, membunuh binatang, mengunting kuku. Para wanita memakai baju hibab syahri lengkap dan para pria mengenakan baju kain tanpa jahitan.

Rangkaian alur ibadah haji (dok Asita)
Rangkaian alur ibadah haji (dok Asita)

Malam pertama kami mabit dulu untuk mengambil kerikil dan kemudian menuju padang Arafah. Setelah masuk hari raya Idul adha kami menginap di tenda. SElama menginap di tenda kami melantunkan ayat-ayat Al Quran dan terus berzikir di tenda-tenda yang disediakan sambil terus berdoa menunggu saat malam berganti.

Baru esok harinya kami melakukan jumroh sebanyak tiga kali di tugu tempat pelemparan jumroh yang bentuknya menyerupai dinding tembok panjang.

Kami berjalan selama tiga hari berturut-turut sejauh 4 kilometer setiap hari pulang pergi. Selama melaksanakan ibadah jumroh kami berjalan melewati terowongan Mina yang cukup panjang hampir setengah kilometer itu.

Banyak waktu berdoa di depan Kabah (dok Asita)
Banyak waktu berdoa di depan Kabah (dok Asita)

Paling berkesan ketika berjalan kaki bersama Jemaah dari negara lain untuk jumroh. Saya merasakan seperti ada karnaval. Karena jemaah dari negara Timur Tengah berjalan sambil membawa sound system dengan suara keras melantunkan ayat-ayat suci Al Quran sambil berjalan bersama. Alat sound system dibawa di atas gerobak dorong didorong oleh beberapa orang berombongan. Suasana sangat sakral ketika itu, kami berjalan bersama jutaan orang ke satu arah tugu tempat pelemparan jumroh.

Setelah melaksanakan ibadah jumroh selama tiga hari, kami kembali ke Mekah untuk melaksanakan ibadah umroh.

 Alhamdulillah rangkaian ibadah haji kami di tahun 2007 berjalan lancar sampai pulang kembali ke tanah air. Kami melaksanakan tawaf wada perpisahan tepat di tanggal 31 Desember 2007. Ketika malam tahun baru 2008 kami sedang di Masjidil Haram.

Kenangan mengantar ibunda Sunarlinah pergi haji didampingi suami akan terkenang seumur hidup. Karena ibunda kami 6 bulan kemudian meninggalkan keluarga kami untuk selamanya tepat di tanggal 6 Juli 2008.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun