Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kenangan Manis Melaksanakan Ibadah Haji di Tahun 2007 lalu

31 Mei 2024   12:34 Diperbarui: 31 Mei 2024   13:24 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai peserta haji kloter I kami diterbangkan langsung ke kota Madinah dari Bandara Soekarno Hatta Banten memerlukan waktu sekitar 10 jam. Sesampainya di Bandara King Abdul Azis Madinah setelah mendarat kami melalui proses imigrasi untuk dicek visa hajinya dan langsung diantar ke hotel.

Ibuku berjalan kaki untuk melaksanakan ibadah jumroh  (dok Asita)
Ibuku berjalan kaki untuk melaksanakan ibadah jumroh  (dok Asita)

Kami mendapat hotel untuk 8 orang per kamar yang berjarak sekitar 2 kilometer dari Masjid Nabawi di Madinah. Tiap hari kami berjalan untuk sholat di Masjid Nabawi  selama 9 hari di Madinah.

Setelah 9 hari di Madinah tibalah waktunya untuk melakukan ibadah umroh pertama kali. Kami melaksanakan miqat di Masjid Bill Air di Madinah kemudian dengan kendaraan bus menuju Kota Mekah. Dengan waktu hampir 6 jam rombongan kami masuk Kota Mekah.

Malam itu juga kami langsung melaksanakan ibadah umroh. Alhamdulillah pelaksanaan umroh berjalan lancar dan ibuku meski sudah berusia 69 tahun ketika berangkat haji bisa lancer melaksanakan umroh pertama.

Hotel kami di Mekah berjarak 4 kilometer dari Masjidil Haram. Tapi disediakan bus shuttle selama musim haji kami berangkat ke Masjidil Haram dengan naik bus gratis yang disediakan Kementrian Agama. Kamar kami di Mekah juga berisi delapan orang. Karena jarak dari hotel ke Masjidil Haram kami sholat di masjid pada saat sholat ashar, magrib sampai isya. Sohlat subuh dan dshuhur sering dilakukan di hotel kecuali pada saat sholat Jumat kami selalu sempatkan waktu di masjid.

Selama di Mekah dari penerimaan uang living cost  sebesar 750 riyal untuk hidup selama 40 hari di tanah suci sangat cukup. Karena harga rata-rata nasi putih 2 riyal dan lauk pauk 10 riya. Jadi tiap hari kita bisa hidup dengan makan nasi dua kali sebesar  25 riyal.

Di depan halaman hotel tiap pagi banyak penjual nasi dengan lauk pauk ala Indonesia berjualan. Mulai lauk tahu tempe, ikan, ayam, daging menu Indonesia dan sayuran tersedia di depan hotel. Sedangkan di restoran-restoran menu Indonesia tersedia pula bakso, nasi soto, nasi rawon, menu Padang seharga rata-rata 20 riyal.

Kenangan haji di tahun 2007 (dok Asita)
Kenangan haji di tahun 2007 (dok Asita)

Setelah 20 hari menetap di Mekah, sampailah waktunya untuk melakukan wukuf di padang Arafah. Dengan naik bus kami satu rombongan kloter I Banten  berangkat ke padang Arafah untuk wukuf dengan niat ihram.

Dimana ketika niat ihram sudah dibacakan, kami tidak boleh memakai wangi-wangian, melakukan hubungan suami-istri, melakukan ijab Kabul, membunuh binatang, mengunting kuku. Para wanita memakai baju hibab syahri lengkap dan para pria mengenakan baju kain tanpa jahitan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun