Situs ini memiliki lebih banyak batu megalitikum. Lokasinya berada di pinggir jalan area lahan pertanian masyarakat. Situs Calok memiliki koleksi berupa satu kubur batu, tujuh batu kenong dan dua batu menhir atau tugu batu. Semua batu tersebut ditata dengan rapi layaknya sebuah museum.
Kubur batu merupakan peti mayat dari batu, empat sisinya berdinding papan batu. Â Batu itu dibuat sekitar 2.000 tahun lalu. Sedangkan batu menhir merupakan tugu batu yang didirikan sebagai tanda peringatan yang melambangkan arwah nenek moyang dan menjadi tempat pemujaan.
Batu ini dibuat sekitar 2.000 tahun yang lalu. Batu ini memang asli di sini semua, kecuali yang di luar pagar. Sugianto menjelaskan batu-batu kenong tersebut berasal dari Zaman Megalitikum.Â
Awalnya Batu kenong tersebut telantar dan tidak tertata mencapai ribuan. Namun, ada yang terpendam dan berserakan di berbagai tempat, seperti di pingir sungai, tengah sawah, dan lainnya. Tapi sekarang situs itu sudah terkumpul rapi.
Selain wisata arkeologi,  wisatawan di Desa Arjasa juga dimanjakan dengan produk ekonomi kreatif  antara lain lukis bakar atau seni phirography dengan memanfaatkan limbah bilah kayu dan bisa dikombinasikan dengan melukis wajah, kaligrafi. Wisatawan juga bisa memesan langsung sesuai dengan keinginan wisatawan dan juga diajarkan cara melukisnya.
Saya mengunjungi sanggar lukisan bakar, seorang seniman yang bernama Imam Fathoni yang lebih beken dengan panggilan Thoni di rumahnya yang menjadi sekaligus sanggar karya lukisanya.Â
Thoni menggunakan media alat lukis seperti  soder atau alat mematri alas kayu yang terlebih dahulu digambar sketsanya. Ketika penulis berkunjung, Thoni sedang menerima pesanan gambar keluarga yang kemungkin akan dikerjakan selama 2 minggu.
Thoni pernah melukis wajah Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Kebudayaan ketika berkunjung ke Jember. Di ruang tamunya, Thoni memajang hasil karyanya berupa lukisan Soekarno, Prabowo, Gibran dan lukisan leyak khas Bali.Â
Ada hal unik lainnya di Desa Wisata Adat Arjasa yaitu memiliki juga batik khas Desa Arjasa bernama Batik Silabango dengan ciri kearifan lokal yaitu motif ta' bhuta an yang tidak ditemukan ditempat lain.