Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Desa Wisata Adat Arjasa Patut Dikunjungi Ketika Traveling ke Jember

30 Mei 2024   15:41 Diperbarui: 1 Juni 2024   07:00 1441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situs megalitikum di Desa Arjasa Kabupaten Jember (dok asita)

Desa Wisata Adat Arjasa mengapa menarik dikunjungi? Karena desa wisata yang hanya berjarak 10 kilometer dari Kota Jember ini memiliki situs megalithikum, batik, lukisan bakar, kesenian, dan kuliner. 

Adanya  peninggalan cagar budaya situs batu kenong menambah ciri khas desa ini.  Didukung juga memiliki  kesenian asli Kabupaten Jember yaitu kesenian ta'bhuta an yang sudah menjadi Warisan Budaya Tak Benda Nasional.

Selain itu Desa Wisata Adat Arjasa masuk kategori  300 besar   Anugerah Desa Wisata Indonesia 2024. Desa adat ini menawarkan eksotisme alam dengan bentang alam yang menghijau dengan hamparan sawah. 

Karena Desa Wisata Adat Arjasa berada tepat dibawah Lereng Pegunungan Argopuro yang melegenda dan melekat baik dalam mitos dan sejarah Kabupaten Jember.

Desa Wisata Adat Arjasa menjadi destinasi unggulan Kabupaten Jember di wilayah utara karena memiliki situs peninggalan megalitikum, batik khas Arjasa, lukisan bakaran dan kuliner khas Arjasa.

Batik khas Arjasa (dok Asita)
Batik khas Arjasa (dok Asita)

Menurut Sugianto Ketua Pokdarwis Desa Adat Arjasa,  fasilitas dan pelayanan kepada pengunjung  melalui paket wisata yang sangat menarik, untuk dinikmati bersama keluarga, dan teman. 

Pengunjung bisa berbelanja produk produk unggulan UMKM antara lain berbelanja batik khas corak Arjasa, hasil lukisan bakar, kuliner dan kerajinan kulit.

Ditambah lagi ada fasilitas  MICE ( Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) dengan penawaran paketnya yang tentunya ringan dikantong serta fasilitas yang memadai di Citra Wisata Mandiri waterpark dan difasilitasi kolam renang anak-anak sehingga menjadi nikmat karena bersama dengan keluarga.

Pengunjung bisa menikmati Paket Wisata mulai dari Paket Wisata One Day Tour, Heritage and Art Camp, Arjasa Heritage and Fun Trip, Research Tour yang memberikan banyak pilihan paket wisata yang sesuai dengan keinginan pengunjung agar nyaman selama berada di Desa Wisata Adat Arjasa. Desa Wisata Adat Arjasa pernah dikunjungi Tim Assesmen East Java Tourism Award 2023 pada bulan September 2023 lalu.

Kunjungan tim asesmen bertujuan untuk melakukan peninjauan dan klarifikasi di beberapa titik daya tarik wisata budaya yang berada di roadmap Desa Wisata Adat Arjasa Jember. Di antaranya, Situs Calok Dusun Calok Sanggar Seni Putra Barong Dusun Tegalbago, dan Wisata Citra Mandiri Waterpark.

Bersama Pak Sugianto, Ketua Pokdarwis Desa Arjasa (dok Asita)
Bersama Pak Sugianto, Ketua Pokdarwis Desa Arjasa (dok Asita)

Penilaian antara lain tentang desa budaya yang merupakan ciri khas Desa Wisata Adat Arjasa. Selain itu, juga mencicipi kuliner khas daerah setempat, yaitu Nasek Ghudug.

Kinerja BUMDes Citra Mandiri dan Pokdarwis Desa Arjasa  berkolaborasi untuk mengembangkan industri kepariwisataan desa. Terutama edukasi wisata yang masih menjadi keunikan dari desa wisata yang ada di Kabupaten Jember.

Desa Wisata Adat Arjasa  mampu membuktikan dalam mengembangkan desa wisata dengan melibatkan semua pihak yang ada di desa. Termasuk masyarakat sebagi ujung tombak pengembangan desa wisata. 

Ada hal yang unik ketika mengunjungi Desa Wisata Adat Arjasa di  Kabupaten Jember diantaranya bisa menikmati liburan edukasi dengan mengunjungi beberapa situs cagar budaya era megalitikum seperti Situs Calok,  berundak, batu kenong, menhir, dolmein, juga ada batu dakon dimana di Desa Wisata Adat Arjasa bisa belajar tentang bendanya.

Desa Arjasa salah salah desa yang menonjolkan seni tradisi dan banyak sebaran batu-batu zaman prasejarah. Penulis diantar Sugianto, Kepala Pokdarwis Arjasa  dan Pak Okky dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jember mengunjungi situs megalitikum yang terdiri dari bebatuan kenong dan batu mirip kuburan yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. 

Kawasan ini berada di antara kebun pepaya seluas sekitar 100 meter persegi. Batu-batu berbentuk kenong ini tersusun rapi memanjang berjejer berbentuk segi empat. Di tengahnya ada batu besar mirip kuburan.

Batu mirip kuburan (dok Asita)
Batu mirip kuburan (dok Asita)

Desa Arjasa juga memiliki kesenian tari  seni ta’ butaan yang masuk dalam daftar penetapan warisan tak benda (WTB) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

Ada agenda tahunan yang sangat menarik juga yaitu Tarung Bhuto dimana itu merupakan salah satu objek kebudayaan kategori olahraga tradisional yang menggunakan media boneka ta' bhuta an.

Ada juga wisata kuliner khas Desa Wisata Adat Arjasa antara lain Nasi Gudhug, kuliner ini sayur yang terbuat dari nangka muda (thewel) berkuah kental hitam dengan bahan kluwek serta ada daging iga sapi yang sangat lezat untuk dinikmati.

Tapi, keunikannya kuliner ini rendah kolesterol disebabkan pada kuliner ini ada dau khusus yang dicampurkan namanya daun awar awar untuk menetralisir kadar kolesterol dalam daging iga.

Di Desa Wisata Adat Arjasa juga ada Sendang atau Patirtan yang merupakan salah satu destinasi peninggalan cagar budaya Hindu Jawa kuno dari tahun 600 Saka, serta masih dilestarikan hingga kini. Dan berfungsi untuk ruwatan, dan Melukatt bagi Umat Hindu yang akan menjalankan ibadah ke Pura Agung Mandhara Giri.

Batu dari zaman megalitikum di Desa Adat Arjasa  di berbagai tempat. Mulai dari areal persawahan, rumah warga. Di tempat ini, terdapat dua situs sebagai tempat menyelamatkan benda bersejarah tersebut, Situs Calok.

batu kenong (dok Asita)
batu kenong (dok Asita)

Di dalamnya terdapat batu kenong, kubur batu, hingga batu menhir. Batu tersebut disusun dengan rapi dan kerap menjadi referensi para pelajar untuk belajar sejarah dan melakukan penelitian. 

Situs Calok  menghimpun batu kuno tersebut hingga sekarang. Seiring perkembangan zaman, banyak batu yang memiliki nilai sejarah ini hilang. Tahun 2019, batu-batu itu dikumpulkan dijadikan satu, jadi Situs Calok.

Situs tersebut memiliki beberapa batu kenong dengan satu tonjolan dan dua tonjolan. Batu tersebut dihimpun dari berbagai lokasi yang ditemukan di Desa Arjasa. Baik di areal persawahan, pinggir sungai hinggga pemukiman warga.

Batu kenong yang berukuran kecil dan tidak terlalu berat dipindah di lokasi situs. Sedangkan yang cukup besar, dibiarkan tetap ada di sekitar rumah warga.

Batu tersebut menjadi lambang bentuk persembahan kepada arwah nenek moyang dan menjadi alat pemujaan. Batu ini diperkirakan dibuat pada sekitar 4 Masehi. Batu kenong dengan satu tonjolan mengindikasikan sebagai tanda tempat penguburan.

Situs batu kenong (dok Asita)
Situs batu kenong (dok Asita)

 Situs ini memiliki lebih banyak batu megalitikum. Lokasinya berada di pinggir jalan area lahan pertanian masyarakat. Situs Calok memiliki koleksi berupa satu kubur batu, tujuh batu kenong dan dua batu menhir atau tugu batu. Semua batu tersebut ditata dengan rapi layaknya sebuah museum.

Kubur batu merupakan peti mayat dari batu, empat sisinya berdinding papan batu.  Batu itu dibuat sekitar 2.000 tahun lalu. Sedangkan batu menhir merupakan tugu batu yang didirikan sebagai tanda peringatan yang melambangkan arwah nenek moyang dan menjadi tempat pemujaan.

Batu ini dibuat sekitar 2.000 tahun yang lalu. Batu ini memang asli di sini semua, kecuali yang di luar pagar. Sugianto menjelaskan batu-batu kenong tersebut berasal dari Zaman Megalitikum. 

Awalnya Batu kenong tersebut telantar dan tidak tertata mencapai ribuan. Namun, ada yang terpendam dan berserakan di berbagai tempat, seperti di pingir sungai, tengah sawah, dan lainnya. Tapi sekarang situs itu sudah terkumpul rapi.

Selain wisata arkeologi,  wisatawan di Desa Arjasa juga dimanjakan dengan produk ekonomi kreatif  antara lain lukis bakar atau seni phirography dengan memanfaatkan limbah bilah kayu dan bisa dikombinasikan dengan melukis wajah, kaligrafi. Wisatawan juga bisa memesan langsung sesuai dengan keinginan wisatawan dan juga diajarkan cara melukisnya.

Saya mengunjungi sanggar lukisan bakar, seorang seniman yang bernama Imam Fathoni yang lebih beken dengan panggilan Thoni di rumahnya yang menjadi sekaligus sanggar karya lukisanya. 

Thoni menggunakan media alat lukis seperti  soder atau alat mematri alas kayu yang terlebih dahulu digambar sketsanya. Ketika penulis berkunjung, Thoni sedang menerima pesanan gambar keluarga yang kemungkin akan dikerjakan selama 2 minggu.

Thoni dengan lukisan Sandiaga Uno (dok Asita)
Thoni dengan lukisan Sandiaga Uno (dok Asita)

Thoni pernah melukis wajah Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Kebudayaan ketika berkunjung ke Jember. Di ruang tamunya, Thoni memajang hasil karyanya berupa lukisan Soekarno, Prabowo, Gibran dan lukisan leyak khas Bali. 

Ada hal unik lainnya di Desa Wisata Adat Arjasa yaitu memiliki juga batik khas Desa Arjasa bernama Batik Silabango dengan ciri kearifan lokal yaitu motif ta' bhuta an yang tidak ditemukan ditempat lain.

Hasil karya lukisan bakar oleh Thoni (dok Asita)
Hasil karya lukisan bakar oleh Thoni (dok Asita)

Saya juga berkunjung ke sanggar batik Silabango milik Enno Helga yang mempunyai ciri khas batik Arjasa yaitu corak Pratisara Samudra, milineal pop BTS, motif batu kenong dan can macanan Katdhuk. 

Karya batik Enno pernah dipamerkan di Kota Milan, Italia. Selain itu wisatawan juga bisa belajar membatik sehingga benar benar terkesan saat berkunjung ke Desa Wisata Adat Arjasa. 

Batik Silabango memiliki ciri motif khas yangtidak dimiliki oleh pembatik dari kota lain di Indonesia. Karena motif yang diangkat benar-benar khas Arjasa. Harga kain batik tulis yang dijual mulai Rp 250.000 sampai Rp 2 juta.

Penulis bersama Mbak Enno pengrajin batik khas Arjasa (dok Asita)
Penulis bersama Mbak Enno pengrajin batik khas Arjasa (dok Asita)

Untuk wisata keluarga BUMdes menyediakan destinasi waterpark yaitu Wisata Citra Mandiri waterpark yang didalamnya ada fasilitas camping ground, ruang ramah anak, tempat kulineran, kolam renang anak dan edukasi untuk memanjakan wisatawan bersama keluarganya berlibur ke Desa Wisata Adat Arjasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun