Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

pecinta traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Desa Wisata Adat Arjasa Patut Dikunjungi Ketika Traveling ke Jember

30 Mei 2024   15:41 Diperbarui: 1 Juni 2024   07:00 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada juga wisata kuliner khas Desa Wisata Adat Arjasa antara lain Nasi Gudhug, kuliner ini sayur yang terbuat dari nangka muda (thewel) berkuah kental hitam dengan bahan kluwek serta ada daging iga sapi yang sangat lezat untuk dinikmati.

Tapi, keunikannya kuliner ini rendah kolesterol disebabkan pada kuliner ini ada dau khusus yang dicampurkan namanya daun awar awar untuk menetralisir kadar kolesterol dalam daging iga.

Di Desa Wisata Adat Arjasa juga ada Sendang atau Patirtan yang merupakan salah satu destinasi peninggalan cagar budaya Hindu Jawa kuno dari tahun 600 Saka, serta masih dilestarikan hingga kini. Dan berfungsi untuk ruwatan, dan Melukatt bagi Umat Hindu yang akan menjalankan ibadah ke Pura Agung Mandhara Giri.

Batu dari zaman megalitikum di Desa Adat Arjasa  di berbagai tempat. Mulai dari areal persawahan, rumah warga. Di tempat ini, terdapat dua situs sebagai tempat menyelamatkan benda bersejarah tersebut, Situs Calok.

batu kenong (dok Asita)
batu kenong (dok Asita)

Di dalamnya terdapat batu kenong, kubur batu, hingga batu menhir. Batu tersebut disusun dengan rapi dan kerap menjadi referensi para pelajar untuk belajar sejarah dan melakukan penelitian. 

Situs Calok  menghimpun batu kuno tersebut hingga sekarang. Seiring perkembangan zaman, banyak batu yang memiliki nilai sejarah ini hilang. Tahun 2019, batu-batu itu dikumpulkan dijadikan satu, jadi Situs Calok.

Situs tersebut memiliki beberapa batu kenong dengan satu tonjolan dan dua tonjolan. Batu tersebut dihimpun dari berbagai lokasi yang ditemukan di Desa Arjasa. Baik di areal persawahan, pinggir sungai hinggga pemukiman warga.

Batu kenong yang berukuran kecil dan tidak terlalu berat dipindah di lokasi situs. Sedangkan yang cukup besar, dibiarkan tetap ada di sekitar rumah warga.

Batu tersebut menjadi lambang bentuk persembahan kepada arwah nenek moyang dan menjadi alat pemujaan. Batu ini diperkirakan dibuat pada sekitar 4 Masehi. Batu kenong dengan satu tonjolan mengindikasikan sebagai tanda tempat penguburan.

Situs batu kenong (dok Asita)
Situs batu kenong (dok Asita)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun