Alhamdulillah ketika pergi umrah di awal Ramadan saya berkesempatan mengikuti salat Jumat di Masjidil Haram Mekkah. Siapa umat Islam yang tak ingin bisa salat di Masjidil Haram? Pahalanya 100.000 x lipat dibanding salat di rumah dan masjid di Tanah Air.
Hanya sedikit orang yang beruntung, dari 1.6 Miliar umat Islam di seluruh dunia yang dapat menundukkan kepala untuk bersujud secara langsung di Baitullah, salat secara langsung di hadapan Kabah tanpa terhalang oleh apa pun.
Hari Jumat merupakan hari besar bagi umat Islam menjadikan Masjidil Haram lebih ramai dibandingkan dengan hari-hari biasanya. Penduduk lokal juga banyak mengikuti salat Jumat membuat kepadatan di dalam masjid.
Para umat Islam yang datang umrah dari segala penjuru dunia berusaha memanfaatkan waktu dapat menunaikan salat Jumat di sana.
Saya datang kurang 2,5 jam salat dimulai . Ketika berangkat dari hotel ke Masjidil Haram di jalan saya melihat umat Islam berduyun-duyun berjalan di arah yang sama ke arah masjid supaya mendapatkan tempat strategis.
Tak hanya laki-laki, jamaah perempuan pun, yang umumnya tidak melaksanakan salat Jumat ketika di Indonesia, tak ingin kehilangan kesempatan beribadah di sana
Shalat Jumat di Masjidil Haram dimulai pukul 12.30, ditandai dengan kumandang azan yang dilantunkan sayhdu.
Interval waktu setelah azan hingga khutbah Jumat kurang lebih 30 menit. Khatib menyampaikan khutbahnya dengan Bahasa Arab, relatif singkat, yang kemudian dilanjutkan dengan salat Jumat.
Jumat yang merupakan hari besar bagi umat Islam menjadikan Masjidil Haram lebih ramai dibandingkan dengan hari-hari biasanya.
Suara imam yang memimpin salat sangat merdu membuat saya terharu menangis ketika salat Jumat.Â
Kalau di tanah air jarang sekali melihat wanita mengikuti salat Jumat di masjid.
Tetapi di Masjidil Haram banyak sekali wanita yang bergabung mengikuti Shalat. Di pelataran Kabah hanya laki-laki yang boleh salat di sana.
Sedangkan saf wanita dibatasi oleh pagar plastik di teras masjid.
Ada teman satu grup travel yang datang kurang setengah jam waktu salat, terpaksa salat di jalanan. Karena jalan masuk menuju halaman masjid sudah ditutup dan diblokade dengan palang.
Sehingga teman saya itu di tengah terik matahari terpaksa melakukan salat di aspal jalanan yang jaraknya dua kilometer dari masjid.
Saya bersyukur bisa mendapat tempat saf wanita yang bisa melihat Kabah langsung sambil duduk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H