Ketika mendengar suara musik pengiring penari gandrung yang terdiri dari gong, biola, kendhang dan kluncing berirama keras dengan tambahan suara sinden menggema melengking tinggi.Kaki saya tidak tahan untuk bergabung ikut penari gandrung berlenggak lenggok ikut menari.
Apalagi penari gandrung yang sedang menyambut tamu di pendopo Kampung Osing Desa Wisata Kemiren, Kabupaten Banyuwangi, Jatim sangat bersemangat memberi kalungan selendang kepada tamu-tamu yang hadir untuk ikut ngibing atau mengajak menari bersama dengan mengalungkan selendang di leher tamu.
Bukan hanya hentakan tarian gandrung yang menarik hati saya tapi suara sinden yang merdu karena siang itu sinden yang sedang bernyanyi adalah Mbok Temu, salah satu sinden senior di Desa Kemiren yang terkenal akan suaranya yang merdu dan bernada tinggi.
Ketika saya sedang berjalan-jalan menikmati aroma alam di persawahan di Desa Kemiren,  mendapat info dari salah satu guide bahwa hari itu ada tamu satu bus dari luar daerah dan akan ada pertunjukan tari gandrung.Maka saya segera meluncur ke pendopo Kampung Osing ,Desa Wisata  Kemiren untuk bergabung dengan penari gandrung.
Akhirnya bukan saya sendiri yang ikut menari, para tamu lain juga tidak tahan untuk turun menari bersama penari gandrung yang berjumlah empat orang
Tari gandrung adalah tari tradisional khas Banyuwangi yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.Tari gandrung awalnya adalah tarian sebagai rasa syukur  kebudayaan asli Suku Osing sebagai wujud syukur dari hasil panen padi yang melimpah.
Busana penari gandrung sangat khas dengan baju beludru hitam dengan separuh punggung dan bahu terbuka. Punggung penari gandrung rata-rata kelihatan putih mulus. Memakai mahkota kepala yang dinamakan omprog merupakan hiasan kepala yang terbuat dari kulit kerbau yang disamak dan diberi ornament berwarna merah dan emas.  Sedangkan bagian bawah menggunakan kostum batik bercorak khas Banyuwangi yaitu gajah oling.