Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

pecinta traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Merasakan Sholat di Masjid Biru, Turki

8 November 2021   16:48 Diperbarui: 8 November 2021   18:49 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merasakan ikut sholat wajib berjamaah di Masjid biru atau Blue Mosque adalah sesuatu karunia yang luar biasa. Masjid di Istanbul, Turki ini terbuka dikunjungi turis asing.

Saya datang ke Masjid Biru sebelum waktu sholat dhuhur, dimana di dalam masjid masih banyak turis asing yang masih melihat-lihat interior masjid yang indah itu.Turis wanita dan laki-laki yang memakai celana pendek diwajibkan memakai sarung yang tersedia sebelum masuk masjid.

Interior masjid (dok asita)
Interior masjid (dok asita)


Menjelang suara azan, turis mulai diminta keluar untuk persiapan umat yang akan melakukan sholat. Jemaah laki-laki dan wanita dipisah tabir pagar kayu yang menerawang.

Masjid yang berusia hampir 500 tahun ini dibangun antara tahun 1609 dan 1616 atas perintah Sultan Ahmed I, yang kemudian menjadi nama masjid Sultan Ahmed.

Langit-langit masjid (dok asita)
Langit-langit masjid (dok asita)


Masjid ini terletak di kawasan tertua di Istanbul, dan berhadapan Hagia Sopia masjid tertua di Turki.
Jaraknya cukup dekat dengan Istana Topkapı, tempat kediaman para Sultan Utsmaniyah sampai tahun 1853 dan tidak jauh dari pantai Bosporus. Dilihat dari laut, kubah dan menaranya mendominasi cakrawala kota Istanbul.

Sholat di masjid biru (dok asita)
Sholat di masjid biru (dok asita)


Masjid ini dikenal dengan nama Masjid Biru karena warna cat interiornya didominasi warna biru. Akan tetapi, cat biru tersebut bukan merupakan bagian dari dekor asli masjid.

Banyak lampu-lampu kecil berwarna kuning berbentuk lingkaran tetap dinyalakan di siang hari.

Mimbar masjid (dok asita)
Mimbar masjid (dok asita)

Sekarang atap masjid berwarna putih dengan hiasan mozaik biru dan lantainya dilapisi karpet merah yang tebal.Ketika sujud di karpetnya terasa empuk di kepala.

Arsitek Masjid Sultan Ahmed, Sedefhar Mehmet Aga, diberi kelonggaran  biaya dalam penciptaan tempat ibadah umat Islam yang besar dan indah ini. Struktur dasar bangunan ini hampir berbentuk kubus, berukuran 53 kali 51 meter.

Suasana dalam masjid (dok asita)
Suasana dalam masjid (dok asita)


Ketika saya berkeliling di luar masjid banyak menara tinggi dan tiang sehingga bila dilihat dari luar bangunan masjid seperti banyak pilar. Ada empat menara terletak di setiap sudut masjid. Menara-menara tersebut memiliki bentuk seperti pensil dan tinggi. Dari kejauhan empat pilar ini kelihatan mencolok menjulang tinggi.

Masjid Biru memiliki banyak fitur seperti kubah, setengah kubah, dan menara yang ramping. Enam menara yang menjadi karakteristik masjid tersebut merupakan sesuatu yang tidak biasa dalam arsitek pembangunan masjid. Di halaman tengah masjid , banyak bangunan seperti teras dengan pilar berbentuk melengkung.

Bangunan luar masjid biru (dok asita)
Bangunan luar masjid biru (dok asita)


Halaman masjid juga sangat luas dengan banyak hiasan taman rumput yang hijau dan ada hiasan air mancur di seberang Masjid Biru. Di depan masjid banyak bangku kursi kayu panjang untuk tempat istirahat turis Di sore hari banyak penduduk lokal beserta keluarganya membawa makanan bersantai di bangku ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun