Merasakan ikut sholat wajib berjamaah di Masjid biru atau Blue Mosque adalah sesuatu karunia yang luar biasa. Masjid di Istanbul, Turki ini terbuka dikunjungi turis asing.
Saya datang ke Masjid Biru sebelum waktu sholat dhuhur, dimana di dalam masjid masih banyak turis asing yang masih melihat-lihat interior masjid yang indah itu.Turis wanita dan laki-laki yang memakai celana pendek diwajibkan memakai sarung yang tersedia sebelum masuk masjid.
Menjelang suara azan, turis mulai diminta keluar untuk persiapan umat yang akan melakukan sholat. Jemaah laki-laki dan wanita dipisah tabir pagar kayu yang menerawang.
Masjid yang berusia hampir 500 tahun ini dibangun antara tahun 1609 dan 1616 atas perintah Sultan Ahmed I, yang kemudian menjadi nama masjid Sultan Ahmed.
Masjid ini terletak di kawasan tertua di Istanbul, dan berhadapan Hagia Sopia masjid tertua di Turki.
Jaraknya cukup dekat dengan Istana Topkapı, tempat kediaman para Sultan Utsmaniyah sampai tahun 1853 dan tidak jauh dari pantai Bosporus. Dilihat dari laut, kubah dan menaranya mendominasi cakrawala kota Istanbul.
Masjid ini dikenal dengan nama Masjid Biru karena warna cat interiornya didominasi warna biru. Akan tetapi, cat biru tersebut bukan merupakan bagian dari dekor asli masjid.
Banyak lampu-lampu kecil berwarna kuning berbentuk lingkaran tetap dinyalakan di siang hari.
Sekarang atap masjid berwarna putih dengan hiasan mozaik biru dan lantainya dilapisi karpet merah yang tebal.Ketika sujud di karpetnya terasa empuk di kepala.
Arsitek Masjid Sultan Ahmed, Sedefhar Mehmet Aga, diberi kelonggaran  biaya dalam penciptaan tempat ibadah umat Islam yang besar dan indah ini. Struktur dasar bangunan ini hampir berbentuk kubus, berukuran 53 kali 51 meter.
Ketika saya berkeliling di luar masjid banyak menara tinggi dan tiang sehingga bila dilihat dari luar bangunan masjid seperti banyak pilar. Ada empat menara terletak di setiap sudut masjid. Menara-menara tersebut memiliki bentuk seperti pensil dan tinggi. Dari kejauhan empat pilar ini kelihatan mencolok menjulang tinggi.
Masjid Biru memiliki banyak fitur seperti kubah, setengah kubah, dan menara yang ramping. Enam menara yang menjadi karakteristik masjid tersebut merupakan sesuatu yang tidak biasa dalam arsitek pembangunan masjid. Di halaman tengah masjid , banyak bangunan seperti teras dengan pilar berbentuk melengkung.
Halaman masjid juga sangat luas dengan banyak hiasan taman rumput yang hijau dan ada hiasan air mancur di seberang Masjid Biru. Di depan masjid banyak bangku kursi kayu panjang untuk tempat istirahat turis Di sore hari banyak penduduk lokal beserta keluarganya membawa makanan bersantai di bangku ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H