Euforia mencari kesalahan Jokowi yang membuat oposisi anggota DPR, lupa diri tanpa cross chek mempercayai cerita Ratna Sarumpaet sudah dianiaya sampai mukanya lebam. Mereka hanya ingin menghantam Jokowi, mencari kesalahan Jokowi dan menuduh tidak percaya ke aparat polisi sehingga percaya cerita Sarumpaet tanpa menyuruh Sarumpaet melakukan visum dokter dulu dan melapor polisi.
 Mengamati media sosial twitter dan facebook dua hari kemarin, soal berita hoaks berita penganiayaan Ratna Sarumpaet saya memiliki kesimpulan netizen terpecah menjadi dua.Yaitu pendukung Jokowi meragukan berita penganiayaan tersebut. Dan pendudukung oposisi Prabowo yang terus menerus memberitahukan bahwa penganiayaan itu terjadi dan dilakukan oleh oknum pro pemerintah. Apalagi Sarumpaet tidak mau lapor ke polisi dengan alasan tidak percaya ke aparat.
![Foto Ratna yang lebam akibat bedah plastik di RS Bina Estetika diunggah pertama twit Parta Sosmed (sumber twitter partai sosmed)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/10/04/ratna-sarumpaet-3-5bb5bf07677ffb63d378f7a8.jpg?t=o&v=770)
Tetapi netizen yang pro Jokowi mulai dr Tompi, Ezki Suyanto dan Partai Sosmed serta ratusan netizen pro Jokowi meragukan penganiayaan tersebut.Dengan alasan selama ini Ratna Sarumpaet selalu berteriak kalau terluka hatinya.Hanya mobilnya diderek DLLAJR saja, dia sudah telepon Anies. Masak sekelas Ratna mukanya lebam karena dianiaya diam saja dan tidak lapor polisi.Apalagi kejadiannya diakui tanggal 21 September 2018, sementara diumumkan ke media sosial oleh Fadoli Zon baru diramaikan tanggal 2 Oktober. Netizen pro Jokowi semua berpendapat sama tidak mungkin sekelas Sarumpaet kuat berdiam diri tidak teriak di media sosial dia sudah dianiaya.
Saya ikuti twitter Sarumpaet dia terakhir melakukan reply  twit tanggal 29 September 2018. Selama kehebohan terjadi dua hari kemarin mulai tanggal 2-3 Oktober, Sarumpaet sama sekali tidak pernah mengtwit sendiri cerita dan teriak di media sosialnya kalau dia pernah dianiaya. Berita hoaks di media sosial bukan dilakukan oleh Sarumpaet sendiri.
Justru anggota DPR yang oposisi pro Prabowo  itu terus mengtwit kehebohan soal Sarumpaet dianiaya sampai Sarumpaet bertemu Prabowo dan puncaknya Prabowo melakukan jumpa pers mengecam penganiayaan yang dilakukan kepada Sarumpaet dan breaking news dilakukan oleh TV One yang ternyata hoaks.Betapa malunya seorang calon presiden melakukan jumpa pers hoaks.
Setelah Prabowo melakukan jumpa pers, dunia twitter ramai menganalisa soal penganiayaan Sarumpaet. Dan dari petunjuk twit Partai Sosmed, Sarumpaet ketahuan sedang melakukan operasi bedah plastik wajah di Rumah Sakit Bina Estetika. Ha ini ketahuan dari latar belakang tembok wall paper foto wajah Sarumpaet yang lebam dengan suasana kamar operasi Rumah Sakit Bina Estetika persis warnanya coklat muda.
![daftar nama yg melakukan hoaks yg dilaporkan farthat abbas (dok twitter)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/10/04/42993651-10215138193920720-3831786314718511104-n-5bb5bf5dc112fe6cb4240d75.jpg?t=o&v=770)
Setelah Rabu kemarin polisi melakukan jumpa pers membenarkan analisis dr Tompi bahwa itu wajah Sarumpaet lebam karena operasi plastik. Polisi bertindak menyebar di media sosial foto CCTV keberadaan Sarumpaet di RS Bina Estetika. Â Sehingga membuat Sarumpaet dengan jantan melakukan jumpa pers mengakui telah membuat berita bohong. Barulah para oposisi anggota DPR itu meminta maaf kepada netizen atas twitnya yang salah menuduh Sarumpaet telah dianiaya oknum aparat pemerintah dan melecehkan aparat.
Tapi sangat disayangkan semua permohonan maaf dari oposisi anggota DPR tidak ada satu pun permohonan maaf kepada aparat dan pemerintah Jokowi yang selama dua hari telah dituduh melakukan penganiayaan kepada Sarumpaet. Oposan itu hanya meminta maaf kepada para netizen .
Hal tersebut sangat disayangkan. Karena penyebar hoaks berita penganiayaan sebenarnya diawali oleh Fadli Zon yang menyebar foto Sarumpaet dan diikuti teman anggota DPR  oposisi lain yang menuduh pemerintahan Jokowi yang melakukan. Sementara Sarumpaet sendiri tidak pernah dengan tangannya sendiri memberitahu di media sosial bahwa dia telah dianiaya. Dia berbohong telah dianiaya kepada keluarga dan teman-temannya oposisi secara lisan.Ternyata teman-temanlah yang menyebarkan hoaks di media sosial  tanpa chek and recheck, dan parahnya mereka melakukan bom waktu menuduh pemerintah Jokowi  yang melakukan penganiayaan tanpa menyuruh Sarumpaet terlebih dahulu cek visum dokter.
Beritanya akan berbeda jika Fadli Zon, sabar menunggu Sarumpaet mau melakukan visum dokter dan melapor ke polisi terlebih dahulu. Sehingga tidak mempermalukan calon presiden Prabowo untuk melakukan jumpa pers mengutuk penganiayaan yang terjadi kepada Sarumpaet dan ternyata hoaks.Padahal hoaks terjadi karena diawali oleh Fadli Zon yang pertama kali mengunggah foto lebam wajah Sarumpaet di twitter.
Prabowo sudah mengakui dan minta maaf bahwa dia terlalu grasa grusu menerima laporan Sarumpaet. Kesimpulan saya karena tim oposisi anggota DPR terutama Fadli Zon, Fahri Hamzah, Ferdinan Hutahean dkk sangat efuoria mencari kesalahan Jokowi sehingga mereka percaya diri dan lupa cara menghindari berita hoaks tanpa chek and recheck terlebih dahulu.
![Twit Ferdinand tidak ada maaf kepada aparat yg diituuduhnya dan hanya menyalahkan Sarumpaet (sumber twit Ferdinand)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/10/04/43039161-10215138195280754-2786281585702338560-n-5bb5bc04bde575620e74afd2.jpg?t=o&v=770)
Sebenarnya siapa yang mengeluarkan berita hoaks penganiayaan Sarumpaet. Teman-temannya yang anggota oposisi DPR tersebut atau Sarumpaet sendiri silahkan pembaca yang menilai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI