Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Twitter Menteri Agama Perlu Lebih Aktif Melawan Hoaks

21 Juli 2018   15:20 Diperbarui: 21 Juli 2018   15:40 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Agama ketika bersama Kompasianer (dok pribadi)

Tanggapi kicauan jangan terhanyut perasaan. Obyektif jangan terpancing marah. Kicauan itu seharusnya jadi ajang berbagi bukan sebagai ajang caci maki, menebar hoaks yang berbahaya.

Lukman juga berharap Kompasianer menjadi duta menyebarkan konten baik di dunia maya.Melawan hoaks adalah dengan mengembalikan esensi agama. Agama adalah damai, berakhir dengan kebajikan. Semua agama adalah kedamaian. Jika tak membawa kedamaian berarti bukan orang beragama. Semua agama akan berujung kedamaian.Agama adalah cara Tuhan kepada umatnya kembali ke jatidiri kemanusiaannya.

"Baru di zaman ini, manusia hidup di dua alam maya dan nyata," kata Lukman Hakim. Yang dimaksud beliau adalah dunia nyata dan dunia maya. Melawan hoaks harus dimulai dari hati. Hanya hatilah ada di sisi kemanusiaan untuk berdialog, bertegur sapa. Aktivitas yang terekam di data digital adalah gambaran dari isi pikiran yang biasanya tak nampak di dunia nyata.

Lukman Hakim  sejak memimpin Menag  tegas melarang aparatur Kemenag menjadi penyebar berita hoaks. Hal itu telah disampaikan dalam beberapa kali kesempatan.

Seandainya saya menjadi Menag, saya usulkan twitter yang dicuitnya akan minta lebih banyak masukan dari masyarakat tentang pelayanan Kemenag dengan membuat taggar  topik yang diviralkan. Misalkan minggu ini karena sedang musim haji taggarnya #pelayananhaji. Jadi selama seminggu kedepan minta masukan masyarakat tentang pelayanan haji.

Hindari berita hoaks (dok youtube.com)
Hindari berita hoaks (dok youtube.com)
Kemudian edisi berikutnya  taggarnya diubah misalnya #pelayanankua. Minta masukan kepada masyarakat tentang layanan kantor urusan agama dari setiap daerah di seluruh Indonesia. Bisa juga membuat taggar  #pendidikanagama untuk perbaikan cara mendidik agama di keluarga. Atau bisa juga taggar #sekolahmadrasah untuk minta masukan tentang perbaikan pendidikan di sekolah madrasah di Indonesia dan seterusnya dengan topik lain yang dibutuhkan untuk perbaikan kinerja Kemenag.

Pernah beberapa kejadian beberapa bulan yang lalu,  ramai soal daftar rilis 200 orang ustaz yang direkomendasikan pemerintah atau Kemenag.Hal tersebut membuat pro kontra diantara masyarakat dari nama-nama yang dirilis.

Alangkah indahnya bila ada pro kontra diantara masyarakat soal rilis Kemenag, melalui twitternya Menag juga bisa menjelaskan langsung asal usul dikeluarkan soal rilis daftar nama para ustaz tersebut.Sehingga cukup menyimak twitter Menag, masyarakat sudah mengetahui duduk persoalannya.

Jadi twitter Menteri Agama tidak hanya mengetwitt kegiatan resmi menteri dan kinerja Kemenag, tapi juga minta masukan kepada masyarakat untuk perbaikan layanan aparat  Kementrian Agama. Terutama kalau ada hoaks tentang agama, alangkah bijaksananya bila Menteri Agama bisa mengklarifikasi soal agama dengan bijaksana dan membuat masyarakat Indonesia tenang membacanya dan menentramkan isinya membawa kedamaian. Dan twitter Menteri Agama diharapkan juga bisa bisa menjadi panutan masyarakat untuk melawan hoaks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun