Mohon tunggu...
Asita Suryanto
Asita Suryanto Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Traveler

Koresponden Kompas di Jatim (1983-1986) Wartawan Tabloid Nova (1986- 1989) Peneliti Litbang Kompas (1990-2002) Penulis buku travel (2010-sekarang)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Wina, Kota dengan Penuh Arsitek Kuno

17 September 2015   14:31 Diperbarui: 17 September 2015   18:56 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika mendapat tiket promo pesawat Lufthansa dari Jakarta-Frankfurt (Jerman) untuk keliling Eropa Barat, saya memutuskan langsung menuju Wina, Austria, untuk melihat kota yang yang terkenal dengan arsitek tempo dulu dan taman-taman yang indah.

Orang Wina suka berjalan-jalan di taman maupun di jalan utama. Sehingga untuk berjalan kaki di seputaran Wina, pedestriannya sangat mendukung. Masyarakat disini juga suka minum kopi dan menikmati wine  di banyak cafe yang tertata rapi dan bagus di pinggiran jalan. Apalalagi di kota romantis ini tidak ada polusi karena sangat jarang mobil. Semua akses tempat wisata bisa dijangkau dengan kereta api. Di dalam kota Wina tiket kereta api tidak diperiksa oleh kondektur dan kepercayaan kepada masyarakatnya sangat tinggi.

Foto : halaman Istana Schonbrunn di musim dingin banyak salju

Kota Wina mendapat kehormatani sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO dua kali, untuk pusat kota bersejarah dan  Istana Schönbrunn lengkap dengan tamannya. Wina memiliki banyak  bangunan mewah dan kekayaan budaya arsitek kuno. Anda akan menyaksikan perpaduan unik dari gaya arsitektur, dari Katedral mencolok Gothic St Stephen di jantung kota, dengan arsitektur Baroque indah dari Hofburg. Lalu ada arsitektur monumental Ringstrasse yang meliputi Gedung Parlemen dan Gedung Opera

Setelah istirahat sebentar di hotel, saya tidak sabar untuk segera explore Kota Wina. Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Istana Schonbrunn. Istana ini berlokasi di kawasan perbukitam Wina. Arsiteknya bergaya Rococo yang didesain oleh Fiscer von Erlach pada tahun 1713 sebagai kediaman musim panas keluarga kekaisaran.

Sebanyak 45 dari 1441 kamar dibuka untuk umum. Saya datang sewaktu musim dingin meskipun sudah bulan Maret  sehingga tidak dapat menikmati tamannya yang indah . Tapi beruntung saya mendapati festival paskah di halaman istana sehingga banyak bazar dan atraksi yang menarik.

 Wina dikenal sebagai kota musik. Sejak lama kota ini berhasil melahirkan banyak musisi hebat seperti Johann Strauss, Mozart dan Beethovan. Karya mereka masih dinikmati sampai ke hari ini. Bahkan Mozart telah dijadikan ikon untuk kota Wina .Dekat Gedung Opera ada Patung Mozart yang sedang bermain biola berdiri di taman tengah kota Wina.  Seorang lagi musisi yang hebat pernah dilahirkan oleh kota Wina adalah Johann Strauss. Disebuah taman bernama Stadpark Anda akan dapat melihat patung perunggu Johann Strauss yang sedang memainkan violin didirikan pada tahun 1921 yang dinamakan Johann Strauss Monument.

Di dekat patung Johann Strauss ada danau yang banyak dikunjungi bebek-bebek yang sedang berenang. Apalagi sore itu ada suara pengamen dengan pinanikanya  yang romantis memenuhi suara di danau yang sebagian yang tertutup salju.

Karena hari sudah sore, saya langsung menuju Katedral Sain Stephen. Bangunan ini merupakan gereja dengan arsitek bergaya gotik. Lokasinya berada di pusat Kota Wina.  Katedral paling terkenal dengan arsitek menara selatan sebagai titik tertinggi katedral yang dikontruksikan selama 65 tahun dari tahun 1368 sampai 1433.

Foto: Katedral Sain Stephen halamannya banyak kereta kuda untuk keliling kota

Di halaman katedral banyak kereta yang ditarik dua kuda untuk turis yang ingin menyewa keliling kota. Kuda-kudanya kelihatan gagah dan cakap. Karena uang euro sedang mahal saya tidak berani bertanya berapa taripnya. Cukup berfoto ria saja di dekat kereta kuda. Lokasi katedral ini bersebelahan dengan pusat perbelanjaan di pusat Kota Wina sehingga disini saya bisa beli suvenir khas Austria. Hanya dua malam tapi sangat berkesan di Wina, besoknya saya melanjutkan perjalanan ke Slovenia dengan kereta api.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun