“Mas Firman??” Kang Inin melotot kaget setelah menghentikan mendadak onthel kesayangannya. Abi hanya tersenyum. Dia tahu kedatangannya akan menghebohkan Desa Rangkat karena memiliki kemiripan dengan Firman.
“Bukan kang Inin, ini Abi suami saya..” jawab Asih sambil tersenyum. Dia geli melihat Kang Inin masih terbengong-bengong sambil mendorong sepeda onthelnya mengikuti mereka menuju rumah Pak Windu Hernowo, ayah Asih.
Dalam sekejap warga Desa Rangkat heboh. Kang Inin yang semula menemani Asih dan Abi tiba-tiba hilang entah kemana. Dan seiring hilangnya kang Inin, rumah pak Windu juga telah penuh dengan kerumunan warga. Wajah-wajah penasaran tak lagi dapat dibendung. Mereka ingin tahu kebenaran kabar yang beredar.
Pak Windu juga kewalahan melayani warga yang antusias ingin melihat Abi.
“Tenang semuanya, sabar ya. Asih dan Abi, menantu saya baru saja tiba. Kasihan mereka masih kelelahan. Tunggu sebentar saja, biarkan mereka beres-beres dulu.”
Selesai berkata, Pak Windu bergegas masuk ke dalam rumah menemui Asih yang baru keluar dari kamar mandi.
“Nanda segera keluar bersama Abi. Warga ingin melihat rupa nanda Abi seperti apa. Mereka sama terkejutnya dengan ayah. Jadi sebelum terjadi demo, sebaiknya nanda segera menemui mereka.” Ucap Pak Windu dengan wajah cemas. Asih maklum dan segera ke kamar menjelaskan situasi terkini ke Abi. Pria itu nyaris tak dapat menahan tawa andai tak melihat wajah istrinya.
“Ini bukan lelucon, Abi. Ini kenyataan yang menghebohkan desa. Ayo kita keluar dan mengumumkan pernikahan kita..”
Saat Abi keluar dari dalam rumah. Gemuruh suara warga terdengar. Sebagian besar tak mempercayai ada kenyataan seperti ini. Firman dan Abi memiliki kemiripan yang sempurna. Bahkan ada beberapa warga yang menitikkan air mata.
“Mas Firman hidup lagi..” suara terdengar dari kerumunan warga. Mbak Enggar menangis sementara Mommy, mbak Jingga, Dorma, Acik, mbak Ranti, Mahar, Sekar, Kayana, mbak Yety, Oma, bunda Nyimas, mbak Yuli Zunior, Yulia Rahmawati yang memegang lengan Yuli Telo menatap tak percaya. Sejak tadi mereka berkerumun di teras menunggu dengan gelisah. Nampak Trio cantik putri pak RW berdiri dihalaman karena tak muat di teras. Sementara Zwan, Miss Rochma, Mbak Dwee dan Dewa saling berbisik-bisik takjub dengan apa yang mereka lihat. Vianna Moenar datang beriringan dengan Jizan,Auda, Sumarti Saelan, dan mbak Indriati See.
Para lelaki pun tak kalah semangatnya, bahkan ada yang sengaja meninggalkan kegiatan mereka di kantor, Studio, toko, swalayan, warnet, kebun dan sawah demi melihat langsung keajaiban tersebut. Pongky datang dengan pakaian pocongnya, Ki Dalang bahkan masih lengkap dengan blankonnya. Mas Hans datang dengan rombongan Pak RW, Pak RT, Kakek Astoko, Mas Halim, mas Rizal, mas El, mas Lala dan mas Yayok. Sementara dari kejauhan kang Inin yang membonceng mas Erwin memacu onthel dengan kecepatan tinggi. Mbak Kembang terburu-buru turun dari motor mas Riyadi Nanang yang memboncengnya.