Asih bernafas lega berhasil menemukan alasan sementara Ranti makin senang mendengar pujian Asih. Mereka lalu berjalan beriringan.
“Baru pulang ya, mbak Asih? udah dengar kabar kalau mas Firman udah balik lagi ke desa Rangkat?”
Langkah Asih terhenti. Wajahnya nampak tegang.
“Benarkah? mbak Ranti dapat informasi dari mana?”
“Aku lihat sendiri, mbak. Tadi mas Firman turun dari angkot.”
“Benar dia mas Firman? mbak Ranti tidak salah mengenali orang kan?”
“Seratus persen dia mas Firman.” jawab Ranti penuh keyakinan.
Asih tak bertanya lagi. Dia bahkan segera pamit pada Ranti untuk melewati jalan lain bukan jalan desa yang biasa dia lalui. Ranti hanya berdiri sambil memegang sepedanya. Dia heran melihat ekspresi Asih ketika mendengar kabar kedatangan Firman. Lelaki yang hingga kini masih menghuni ruang rindu di hati Asih.
“Aneh. Seharusnya dia gembira..”gumam Ranti lalu memacu sepedanya.
***
Asih tiba di rumah dan melewati ayahnya yang sedang membaca buku. Pak Windu menoleh melihat putrinya yang terburu-buru. Meski mengucapkan salam namun sekejap Asih telah masuk kedalam rumah.