Dengan berkembangnya zaman maka naskah kuno merupakan naskah yang sudah tidak asing lagi oleh banyak masyarakat. Naskah kuno inilah yang disebut dengan manuskrip, yang merupakan tulisan tangan manusia dengan berusia kurang lebih 50 tahun. Manuskrip ini merupkan sebuah kajian dari filologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari sejarah, pranata dan kehidupan suatu bangsa yang terdapat di dalam naskah-naskah kuno. Setiap manuskrip mengandung rangkaian kata dengan mempunyai makna tertentu, maka dari itu tidak sedikit para masyarakat mengkaji dan menganalisis manuskrip-manuskrip yang masih tersimpan di dalam perpustakaan.
Salah satu manuskrip yang masih tersimpan yaitu manuskrip dengan judul “Sya’ir Mawut Baginda ‘Uṣmān”. Manuskrip ini ditulis oleh Baginda Usman yang bernama lengkap Suhaimi Aidrus Usman Addas. Manuskrip ini diambil dari sumber Gallica (https://gallica.bnf.fr/ark:/12148/btv1b10027407b/f9.double.r=malayo) dengan kode manuscript Malayo-polynésien 103.
Manuscript ini dapat diakses secara digital yang merupakan koleksi dari perpustakaan nasional Prancis departemen Manuskrip ini ditulis dengan aksara jawi yaitu berbahasa Arab Melayu yang dimulai dari kanan ke kiri dan ditulis sekitar tahun 1262, pada hari kamis, bulan Syawal. Halaman manuskrip ini sebanyak 188 halaman penuh, dengan rata-rata 18 baris per halamannya dan dibagi menjadi dua kolam. Manuskrip ini mempunyai kertas yang berwarna coklat yang sudah pudar yang merupakan jenis kertas eropa, dan ditulis menggunakan tinta hitam dan terdapat beberapa kalimat yang ditulis dengan tinta berwarna merah. Adapun tanggal publish manuskrip ke gallica yaitu pada tanggal 20 Oktober 2019.
Manuskrip ini berisikan syair-syair dengan maksud menasihati tentang agama, yaitu mulai dari persoalan ibadah yang berada pada bab شعر عبادة(Sya’ir ‘ibādah) sampai dengan persoalan lafadz-lafadz yang mengandung makna yang mendalam, yang berada pada bab terakhir yaitu شعر حرف بركات2 (Sya’ir Barakāt2). Syair-syair tersebut diawali dengan muqoddimah yang telah disampaikan oleh baginda usman sebagai berikut.
Bismillah itu sesuatu firman
Dihubungi juga dengan Rahman
Rahman itu suatu tempat
Iya berhampun suatu tempat
Rahman itu sifat yang sedi
Barang siapa mendapat diya
Alhamdulillah puji yang kuasa
Jikalau kurang kita periksa
Sholawatkan nabi muhammad
Iyalah kelak emohonkan syafaat
Kemudian dari pada itu ama ba’du
Fardu kita kepada seiman
Hasil maksud pada yang berahman
Tiada berciri dengan kepada zat
Barang yang bersukur mendapat
Wajiblah kita kepada siperici
Dunia akhirat barulah Bahagia
Kepada allah taala tuhan yang kuasa
Mengenali ketuhanan terlalu susah
Iyalah penghulu sekalian amat
Kepada allah ta’alla meminta2 rahmat
Fakir mengarang suatu mad
Jika dilihat dari muqoddimah diatas, maka jelas bahwa syair-syair tersebut memang dibuat khusus untuk kaum muslim. Maka salah satu bab dari manuskrip ini yaitu syair tentang ibadah, sebagai berikut.
Syair ibadah
Jikalau pergi barang kemana2
Lagi puji sekalian fata
Mengaji qur’an jikalau sudah tamat
Sampai lepas dari pada bala kiamat
Jikalau kitab sudah dikaji
Permafwan faut baik jusudi
Iya dan betah sangatlah cinta
Mana yang ada sekalian erat
Badai bahas jangan kau buang
Mulia juga angkutkan
Dunia akhirat bila tiadakan
Mengaji kirat moga2 selamat
Dimasukkan syurga2 tempat yang ni’mat
Berlayar juga engkau naik haji
Karena engkau tahu mengaji
Karena engkau menurut kata
Pada saudaramu di Bahagia erat
Supaya kasih sekalian orang
Hawa nafsumu lawan berperang
Kataku ini adasi pasti
Erat itu tamanis arti
Kurasa dengan kurasa kedewasa sudah
Ambil anakku segala kata
Amas dan firik tiada pada ayahanda
Dikalau rukun fasak dari dalam dada
Jikalau anakku mencari sahabat
Jikaulau badai pekritis jahat
Itulah musa yang amay karang
Jangan engkau sakit hati
Kedewasa ada maka menjadi
Maka menjadi barang yang dicinta
Ayahanda miskintiada berarti
Melainkan syair menjadi tanda
Sekalian itulah runas adala
Dengarkan dahulu kemudian kaulihat
Janganlah engkau mau bersahabat
Adapun pada bagian akhir manuskrip, maka dijelaskan kolofon (redaksi dari pengarang atau penyalin naskah yang berada pada bagian akhir manuskrip), yaitu sebagai berikut.
Didalam dunia akan kena menjaga kita
Kepada tuhan yang brnama Rahman puas sudah
Hayat dan maut disanalah terjalin
Waalihi washahbihi wabarik wasallim
Menjadi yakin islam kepada kapir yang syirik
Kata siapa kita akan timbal sudah
Dimana itu akan dapat berawalah janji
Sholi ala Muhammad sayyidi
Tamat kalam bitashaddiq
Tersurat kepada hari bulan oktober berhari khomis samaniah asyar miah sita wa arbain 1826 sanah Yaitu kepada 4 hari bulan syawal yaum khomis isna asyar miah isna wa sittin 1262 sanah Awliyah yang menulis sahimi aidrus usman adas.
Maka dari muqoddimah sampai dengan kolofon, kita dapat mengetahui bahwa syair-syair tersebut memang khusus dibuat oleh baginda Usman. Tidak hanya itu, dengan adanya syair-syair dari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H