Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Karyawan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

rindu tak berujung rasa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Fobia Sosial Jangan Dianggap Sepele

7 Oktober 2018   04:56 Diperbarui: 8 Oktober 2018   11:01 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fobia berasal dari bahasa Yunani phobos yang artinya rasa takut. Fobia adalah gangguan kecemasan berupa rasa takut yang berlebihan dan tidak wajar kepada situasi atau suatu hal tertentu. 

Barangkali Anda pernah mendengar seseorang yang sesak nafas dan gemetar ketika dia sedang berada di dalam lift. Atau ada juga orang yang berteriak histeris ketika melihat seekor anak anjing yang lucu, Anda bahkan jadi tertawa geli.

Contoh lain, seseorang yang panik ketika dia sedang berjalan melintasi jembatan. Itulah fobia.

Jadi gejala utama fobia dapat terlihat saat seseorang merasa panik ketika melihat obyek-obyek tertentu, semisal balon, air, kucing, anjing, ketinggian, lift, ular, semut, laba-laba, kecoa, ulat, kutu, dan sebagainya.

Umumnya fobia terjadi di masa anak-anak, kendati dapat pula terjadi di saat dewasa. Munculnya fobia dipengaruhi oleh banyak hal, seperti kehidupan sosial, pendidikan keluarga, dan genetik (keturunan).

Seseorang yang pernah tenggelam dapat menyebabkan fobia kepada air, disebut dengan hydrophibia, atau seseorang yang pernah terperangkap di dalam lift dapat menyebabkan ketakutan kepada ruangan tertutup dan sempit, atau disebut claustrophobia.

Rentetan peristiwa itulah yang menimbulkan trauma dan membentuk sugesti yang negatif. Dari situlah fobia terjadi.

Fobia kerap bisa merugikan dan menciptakan sesuatu yang negatif. Mereka yang fobianya berkaitan dengan pekerjaan, fobia bisa menghambat laju karier. Contoh lain, mereka yang fobia terhadap air, si fobia menjadi enggan untuk minum air. Padahal minum air sangat dibutuhkan untuk kesehatan.

Jangan sampai Anda, atau orang terdekat dikalahkan oleh fobia. Asalkan punya niat yang kuat, pasti fobia bisa diusir jauh-jauh dari kehidupan.

Terdapat banyak cara untuk memulihkan fobia. Salah satunya dengan menggunakan metode flooding. Dalam metode ini seorang pasien dihadapkan terus menerus justru terhadap obyek penyebab fobianya. Mereka yang ketakutan dengan gelap, malah dia dikurung di ruangan gelap selama beberapa waktu sampai mereka tidak takut lagi dengan ruangan gelap.

Terapi lainnya adalah hipnoterapi. Terapi ini dilakukan dengan cara menggali alam bawah sadar untuk mengetahui apa penyebab ketakutan, lantas kemudian melenyapkan trauma dari alam bawah sadar.

Fobia sosial

Apa itu fobia sosial?

Sila disimak penjelasan berikut dari seorang pakar kesehatan Anu Asnaini, Ph.D, dari University of Pennsylvania, yang mengatakan bahwa fobia sosial adalah suatu perasaan takut untuk dicap negatif oleh orang lain, seperti umpama diri merasa fisiknya tidak menarik, kurang kompeten, atau dianggap bodoh. Si penderita fobia sosial akan ketakutan jika bertemu dengan orang lain, bahkan cuma sekedar bertanya sesuatu kepada orang lain, misalnya saat kebelet dia merasa takut untuk meminta izin menggunakan toilet. 

Jika penderita fobia ini dipaksa untuk tampil di muka umum atau berbicara dengan orang lain, maka dia bakal menunjukkan gejala-gejala seperti diare atau sakit perut, badan gemetar, berkeringat dingin, dan pusing-pusing.

Untuk anak kecil, fobia sosial menyebabkan anak-anak tantrum atau menangis.

Anu menyebutkan kemajuan teknologi menyebabkan fobia sosial.  Hal-hal seperti menggunakan gawai yang semakin mengasyikkan, atau ngobrol dengan orang lain lewat gawai atau internet. Juga, tinggal di rumah hanya tinggal pesan, makanan pun langsung diantar ke rumah. Contoh hal tersebut menjadikan menurunnya interaksi seseorang, membuat mereka fobia sosial.

Coba lihat saja tren sekarang ini, banyak anak muda yang kecanduan gawai. Mereka asyik dengan dunianya sendiri. Hal tersebut berimbas pada kesulitan untuk mudah bergaul dengan orang lain, mereka bahkan tampak cemas ketika bertemu atau berbicara dengan orang banyak.

Itulah fobia sosial yang tidak bisa dianggap remeh. Anu mengingatkan bahwa fobia sosial tidak boleh dianggap sepele, karena fobia sosial dapat menimbulkan gangguan obsesi kompulsif, depresi, panik, dan bisa memicu kecemasan berlebihan yang sangat berbahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun