Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Karyawan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

rindu tak berujung rasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Cara Menghitung Bonus Demografi?

31 Oktober 2018   04:44 Diperbarui: 31 Oktober 2018   05:24 2307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bonus demografi perlu diimbangi dengan peningkatan pendidikan dan kesehatan, serta peluang usaha atau kesempatan kerja yang seluas-luasnya," Bayu mengingatkan. "Jangan sampai waktu terjadi puncak demografi, penduduk usia produktif tidak mempunyai pekerjaan sehingga menimbulkan banyak pengangguran."

Selain itu, ledakan penduduk terjadi karena tingkat kelahiran yang cepat sehingga pertambahan jumlah penduduk meningkat pesat. Karena itulah, program KB berperan besar dalam menekan ledakan penduduk.

Perlu dipahami bahwa ledakan penduduk memicu sejumlah masalah, seperti tingkat kemiskinan penduduk yang semakin tinggi serta kekurangan pangan yang berdampak pada kekurangan gizi.

Belum lagi problem kebutuhan dasar lain, seperti rumah yang semakin sulit didapat karena kemampuan daya beli berkurang, sehingga muncul daerah kumuh di perkotaan sebagai akibat mahalnya tanah dan rumah.

Sementara itu, daya tampung wilayah berkurang dengan banyaknya jumlah penduduk. Keterbatasan fasilitas dan ketidakseimbangan lapangan pekerjaan akibatnya banyak pengangguran tentu akan berimplikasi sosial, seperti meningkatnya kriminalitas dan konflik sosial.

Bayu menekankan, manfaat bonus demografi dengan jumlah penduduk produktif yang besar melebihi jumlah penduduk non-produktif tentu membawa keuntungan.

Namun, perlu diingat bahwa penduduk produktif dalam jumlah besar ini harus berkualitas. Artinya, mereka harus menjadi penduduk yang sehat, berpendidikan, punya pekerjaan layak, dan lebih sejahtera. Angkatan kerja produktif juga harus terserap di pasar kerja secara baik.

Demikian pula nanti, setelah puncak bonus demografi terjadi dan penduduk lanjut usia meningkat. Tentu ini juga harus diantisipasi sebelumnya, bagaimana mewujudkan penduduk lansia yang berkualitas dan tidak menjadi beban.

Harapannya, puncak bonus demografi bisa kita lalui dengan baik, dan besarnya penduduk produktif dapat berdampak positif serta memberikan keuntungan ekonomi yang semakin baik.

Di sinilah pentingnya menabung dan berinvestasi di usia produktif sebagai bekal di hari tua. Program KB juga perlu dilanjutkan untuk menjaga tingkat kelahiran dan menjaga stabilitas penduduk sehingga tidak terjadi ledakan penduduk.

"Persiapkanlah pendidikan anak sejak dini dan sebaik mungkin. Jaga kesehatan, tingkatkan keterampilan dan keahlian agar bisa bersaing dengan tenaga kerja asing, serta jeli melihat peluang usaha," pungkas Bayu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun