Katherine J. Barker, seorang peneliti asal University of South Florida, AS menerangkan bahwa tahun 1999 adalah tahun dimana terjadi lonjakan kejahatan teknologi skimming. Hal itu disebabkan karena perangkat skimmer sudah mempunyai chip berukuran kecil dan mampu menampung 300 data kartu. Jua data bisa langsung diunduh di manapun di seluruh dunia.
Selain kecil dan mudah digunakan,harga alatnya juga murah. Skimmer hanya berharga $200 sampai $599 dari situs web yang menjualnya. Bahkan, ada situs web yang memberikan tutorial cara membuat skimmer sendiri hanya dengan modal $20.
Skimming tak akan berhasil apabila penjahat tidak mengetahui PIN pemilik kartu. Nah, untuk merekam atau mengetahui PIN itu, penjahat biasanya memasang kamera yang tersembunyi atau alat keylogger untuk merekam tut keyboard. Gerakan jari kita yang menekan tut di keyboard dapat direkam. Itulah alasan mengapa di atas keyboard terdapat penutup khusus untuk berjaga kemungkinan terekam oleh keylogger.
Nah, itulah sebabnya mengapa Bank Anda menghimbau kepada Anda agar menutup pencetan jari-jari Anda di atas keyboard dengan satu tangan yang lain.
Kejahatan skimming ini terjadi di seluruh dunia.
Walau dengan diterapkannya teknologi chip, para pelaku kejahatan akan kesulitan menjalankan aksinya serta proses sedang berjalannya kewajiban bagi Bank-bank di seluruh Indonesia hingga 2021, BI (Bank Indonesia) menghimbau kepada seluruh Bank supaya memasang alat CCTV tercanggih di sekitar dekat mesin ATM. Membiasakan pengguna kartu menutup gerakan jari.
"Mari kita sama-sama jaga, bank rugi, namun kalau nasabah menjadi korban skimming, Bank pasti mengganti kerugian" tambah Eva Aderia, Deputi Direktur Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H