Mulyani, seorang ibu berusia 28 tahun mempunyai seorang balita berusia 9 bulan. Setiap menyusui anaknya di sebelah kiri, anaknya pasti mengeluarkan keringat pada tangan dan kaki kanannya. Begitupun sebaliknya.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi, kenapa anaknya cenderung mudah sekali berkeringat meski cuaca sedang hujan atau dingin?
Pada dasarnya produksi keringat pada anak mengalami perubahan. Hal ini tergantung dari produksi kelenjar keringat yang ada di dalam tubuh si anak. Bahkan dalam kondisi tertentu produksinya akan mengalami kelebihan dari biasanya.Â
Misalnya saja karena mekanisme mendinginkan suhu tubuh anak yang terkadang berlebihan sehingga menyebabkan keringat yang lebih banyak dari biasanya, walaupun udara tidak terlalu panas.
Selain mekanisme tubuh anak, pengaruh besar yang dapat menyebabkan anak berkeringat berlebih adalah kondisi ruangan yang tidak nyaman atau udara yang panas. Pada usia anak kemampuan anak dalam mengatur suhu tubuh tidak dapat secepat pertumbuhan bayi/anak Anda. Oleh karena itu Anda tidak perlu cemas karena masalah keringat yang berlebih pada bayi tidak dipicu oleh keadaan cemas berlebih seperti orang dewasa.
Menurut Yudi Suharsono, MSi, dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, telapak tangan dan kaki yang basah dan selalu berkeringat dapat merupakan suatu keadaan yang disebut hiperhidrosis.
Hiperhidrosis merupakan suatu keadaan ketika kelenjar keringat memproduksi keringat secara berlebihan dan sering kali dipicu oleh keadaan emosi atau suhu yang relatif tinggi.
Sering kali juga terjadi pada telapak tangan, telapak kaki dan ketiak. Kondisi ini biasanya diturunkan secara temurun di dalam keluarga.
Keringat yang banyak dapat disebabkan karena metabolisme tubuh lebih tinggi daripada orang pada umumnya, atau juga akibat kelenjar keringat yang memang banyak.
Sesungguhnya banyak berkeringat itu sendiri merupakan pertanda kondisi kesehatan yang baik. Artinya, di satu sisi, kelenjar keringat berfungsi dengan sempurna. Diketahui, proses pengeluaran keringat merupakan tahapan sekresi atau pembuangan sisa-sisa garam serta racun dari dalam tubuh ke luar. Dengan keluarnya keringat berarti racun dan sisa-sisa garam tersebut ikut menguap.
Selain itu, keringat juga berfungsi menurunkan panas tubuh sehingga suhu di permukaan kulit dapat senantiasa terjaga pada tingkatan yang normal. Cuaca panas di negara tropis seperti Indonesia memang membuat tubuh mudah sekali berkeringat.
Meski Anda lebih banyak di dalam rumah pun, kelembaban udara yang cukup tinggi dan udara panas tetap membuat tubuh Anda berkeringat. Jadi, mekanismenya, tubuh yang menyimpan panas membutuhkan penguapan yang berujung pada keluarnya keringat tadi. Keringat juga keluar ketika tubuh memproses makanan yang dikonsumsi menjadi protein.Â
Inilah yang akan digunakan tubuh sebagai pasokan energi untuk dapat beraktivitas. Karena proses mengubah makanan menjadi protein membutuhkan kalori, maka terjadi peningkatan panas dalam tubuh yang kemudian dibuang dalam bentuk keringat.
Proses metabolisme inilah yang membuat anak yang sedang diam atau tidur pun tetap berkeringat. Sementara sisa-sisa metabolisme (sekresi) akan dikeluarkan lewat air seni. Sekali lagi, tubuh berkeringat banyak adalah pertanda kondisi kesehatan yang baik.Â
Si kecil berkeringat berarti hal yang normal. Kecuali pada suhu udara yang sangat dingin, tubuh akan menahan pengeluaran keringat untuk menjaga suhu badan agar tetap hangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H