Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Karyawan -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

rindu tak berujung rasa

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mengapa Spesies Laut Memakan Sampah Plastik?

16 Juli 2018   05:55 Diperbarui: 16 Juli 2018   19:55 2061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dr. Jenna Jembeck, kepala tim ilmuwan dari University of Georgia, Amerika Serikat, memberikan solusi untuk menyetop jumlah sampah plastik dengan cara imbauan kepada negara-negara kaya agar mengurangi konsumsi barang-barang plastik sekali pakai, seperti tas belanja. Jembeck juga mengimbau kepada negara-negara berkembang agar meningkatkan praktik pengelolaan limbah mereka.

Jembeck dan rekan-rekannya melakukan studi bahwa jika sampah plastik dibiarkan, maka 17,5 juta ton plastik per tahun dapat memasuki lautan pada 2025. Bila jumlah sampah plastik diakumulasikan dari tahun ini sampai 2025, sedikitnya 155 juta ton plastik akan beredar di lautan.

Salah satu peneliti lain, Roland Geyer dari University of California di Santa Barbara, mengatakan membersihkan lautan dari sampah plastik sangatlah tidak mungkin.

"Menghentikan membuang sampah ke laut dari awal merupakan satu-satunya solusi. Bagaimana mungkin Anda membersihkan plastik di dasar laut yang rata-rata kedalamannya mencapai 4.200 meter".

Dan perlu kita ingat, sampah-sampah plastik yang masuk ke laut itu akan meracuni hewan-hewan di laut karena hewan-hewan laut akan memakannya.

Dalam kaitan sampah plastik yang meracuni karena dimakan, ada baiknya Anda mengetahui mengapa hewan laut memakan sampah plastik.

siankaanvillage.com
siankaanvillage.com
Mengapa spesies laut makan sampah plastik?

Ketika perairan laut kita kian banyak dicemari plastik, semakin membesarkan kemungkinan kalau jumlah spesies laut akan menelan sampah tersebut, dan itu semakin mencemaskan.

Seperti baru-baru ini di Thailand, misalnya, ditemukannya seekor paus sirip pendek terdampar dan tewas mengenaskan di tepi pantai. Belakangan diketahui paus itu terlalu banyak memakan sampah plastik dan kemasan sebanyak 17 lbs. Sebelumnya para penduduk sekitar sudah melihat paus itu tampak sakit dan berenang tidak normal.

Kemudian yang membuat kita bertanya-tanya adalah: mengapa ada banyak spesies - dari zooplankton sampai paus - yangmenganggap sampah plastik sebagai makanan?

Studi terbaru yang dimuat di jurnal Science Advances menguak jawabnya. Rupanya, sampah plastik mengeluarkan  aroma kimiawi yang mirip bau makanan.

Alga, salah satunya. Saat sumber makanan bagi krill, crustacea kecil yang menjadi santapan utama banyak burung laut, ini terurai secara alami, ia memancarkan bau belerang menyengat - yang dikenal sebagai dimetil sulfida (DMS). Bagi burung laut yang mengonsumsi krill, bau belerang ini menjadi petunjuk yang menuntun mereka menuju sumber makanan.

Nah, sampah plastik yang mengapung di permukaan laut menjadi "rumah" sempurna bagi pertumbuhan alga. Saat alga terurai dan memancarkan bau DMS, burung-burung laut yang menuruti penciumannya untuk menemukan krill pun dituntun ke "perangkap" itu. Alih-alih melahap krill, mereka memakan plastik.

Sampah plastik telah menumpuk dengan cepat di lautan, berlipat ganda setiap dekade. Pada 2014, sebuah studi global mengukur banyaknya plastik di lautan. Studi itu mendapati seperempat miliar ton jumlah sampah plastik, sebagian besar berwujud partikel-partikel kecil seukuran beras.

Tak kurang dari 200 spesies hewan telah tercatat pernah mengonsumsi plastik di lautan, termasuk kura-kura, paus, anjing laut, dan ikan. Burung laut memiliki risiko tersendiri. Studi yang dilakukan tim ilmuwan di Australia menyimpulkan bahwa seluruh spesies burung laut saat ini telah memakan plastik.

Ilmuwan sudah lama menduga bahwa sampah plastik kerap disangka makanan oleh hewan-hewan laut. Penyu laut, misalnya, sering salah mengira kantung plastik bening sebagai ubur-ubur.

Sementara itu, ikan melahap plastik seukuran bulir beras karena mirip partikel kecil yang biasa mereka makan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun