Bagaimana dengan ruang privasi untuk setiap individu? Batasan privasi pasangan di era digital terkait personal gadget, seperti email, chat, dan media sosial lain, sangat tergantung pada kesepakatan awal yang dibuat.
"Setiap kita mempunyai sisi privasi yang kadang tak ingin diketahui orang lain, termasuk pasangan," tegas Isni. "Namun, apabila hal tersebut dapat dikomunikasikan dengan baik, maka itu tidak menjadi masalah berarti."
Di sini, kepercayaan menjadi faktor penting. Pasangan yang terbuka tidak perlu batasan privasi. Sangat mungkin bagi seorang istri mengetahui aktivitas suami di luar rumah, mengenal teman-temannya, dan mengetahui secara umum bidang kerja yang dijalani.
"Begitu pula sebaliknya. Keterbukaan akan sangat membantu terjalin komunikasi yang efektif, sehingga apa pun permasalahan yang dihadapi dapat dibicarakan dan ditemukan solusi bersama," timpal Adinda.
Kedua psikolog ini sepakat, menjaga komitmen merupakan upaya tanpa henti.
"Komitmen bukan sekedar ucapan, perlu diwujudkan dalam perilaku konsisten dengan menjalankan tanggung jawab masing-masing sesuai nilai dan aturan yang telah disepakati bersama," tandas Isni. "Ini juga disertai kesetiaan, keterbukaan, saling pengertian, dan menerima kelebihan dan kekurangan pasangan."
Menurut Isni, membangun komitmen ibarat membangun sebuah rumah. Jika membuat desain rumah yang diinginkan penting, begitu pula membangun komitmen. Langkah awalnya adalah menetapkan tujuan atau hasil diinginkan oleh kedua belah pihak.
Lantas, untuk menguatkan komitmen yang telah dibangun, dibutuhkan sikap percaya, peduli, toleransi, saling menghargai dan menjaga kepercayaan yang diwujudkan dalam bentuk tindakan yang konsisten.
"Adanya pemberian reward atas hal-hal positif yang dilakukan oleh pasangan juga dapat memperkuat komitmen yang terjalin," tandas Isni. "Reward tidak harus selalu berupa materi, namun bisa dalam bentuk menghabiskan waktu bersama melakukan aktivitas yang menyenangkan."
Ia menambahkan bahwa hal-hal kecil dan sederhana, seperti pelukan hangat dan ciuman di kening, juga dapat memupuk komitmen, terlebih bila dilakukan secara rutin.
"Semua orang yang menikah dan membuat komitmen di awal berumah tangga tentu menginginkan pasangan hingga akhir hayat," tandas Adinda.