Mohon tunggu...
Ashri Riswandi Djamil
Ashri Riswandi Djamil Mohon Tunggu... Guru - Belajar, belajar, dan belajar

wkwk land

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jayalah Guru Indonesia

6 Desember 2021   17:25 Diperbarui: 6 Desember 2021   17:44 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitu pentingnya pendidikan dan peran guru. Jepang merupakan salah satu contoh negara yang begitu tinggi menghargai guru. Bahkan untuk menjadi guru itu harus berkompetisi. 

Menjadi guru itu bukan hanya bergengsi tapi terjamin hidupnya. Setiap pulang selalu ditepuki oleh anggota keluarganya. Kita bisa lihat dari hasil yang telah kita ketahui selama ini. Produk otomotifnya, elektroniknya dll. Bahkan budayanya. Disiplin menjadi kunci utama dalam segala aspek kehidupan. 

Semua dimulai dari pendidikan. Dari sekolah. Anak-anak Jepang itu memulai pendidikannya sejak Taman Kanak-kanak. Dan hal yang dilatih adalah hal yang mungkin bagi sebagian kita terlihat kecil tapi ternyata berdampak sangat besar terhadapa perkembangan suatu Bangsa. 

Mereka dilatih untuk antri, dilatih untuk menyeberang jalan, bagaimana bersikap santun terhadap sesama, terhadap orang tua. Meminta maaf sesegera mungkin ketika menyadari berbuat salah dan banyak lagi. Itu semua dilatih sedini mungkin. 

Bahkan anak-anak itu tidak ada ujian sampai kelas 3 SD. jiwa kolaboratif dikedepankan bukan kompetisi. Ada saatnya kompetisi tapi bukan menjadi hal utama di usia pendidikan. 

Bagaimana dengan Anak Indonesia? Kita sebagai guru tidak bisa selalu mengandalkan kurikulum dari pemerintah. Guru seharusnya fokus dengan perkembangan siswa. 

Ya betul kurikulum itu sebagai panduan. Tapi ingat tugas guru itu tidak hanya mengajarkan lebih utama lagi adalah mendidik. Guru harus fleksibel dalam mendidik dan mengajar. 

Guru adalah seniman. Seni dalam mengajar bagaimana caranya dengan metode pembelajaran yang ada mampu memanfaatkan media yang ada. Bagaimana menciptakan suasana pembelajaran itu menyenangkan. Anak-anak antusias dan semangat. Memang potret guru ini terlihat begitu ideal. Namun ideal ini bukan berarti sempurna. 

Belajar dan terus belajar. Guru juga harus selalu belajar, yang mana ini masih kurang. Bisa kita lihat dari minimnya minat baca bukan hanya murid. 

Mirisnya gurunya juga sedikit minatnya. Ini begitu memprihatinkan. Walaupun saya bukan pembaca buku yang intens, ini harus diakui suka atau tidak. Saya tidak pernah melihat atau sangat langka mendapati rekan guru yang saat tidak mengajar, asyik membaca buku. Sebaliknya asyik dengan gawainya masing-masing. 

Begitulah kenyataannya. Membaca itu menambah wawasan. Ada anekdot lucu, bahwa perbedaan guru dan murid itu cuma semalam. Ya malam sebelum mengajar biasanya guru baru membaca bab yang akan diajarkannya esok hari. Murid baru baca esoknya pas jam pelajaran guru itu. Begitu yang terjadi termasuk saya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun