Jadi tetap menjadi campuran andalan home atau signature blend kedai kopi modern. Seperti kebiasaan saya minum kopi, kopi robusta lebih pas dinikmati di pagi hari karena kafeinnya yang "nendang". Arabika sesekali saja atau di sore dan malam hari.
Semoga saja, semoga saya bisa menemukan milenials lain di kompasiana ini yang memiliki paham yang sama seperti saya. Untuk kembali ke kampuang menjadi petani kopi. Karena kopi masih dibutuhkan masyarakat. Bahkan saya menghilangkan mindset "persaingan". Sebuah pelajaran berharga ketika saya pertama kali mendarat di Aceh, dua tahun lalu.Â
Kedai kopi berdampingan dan semuanya ramai diisi para ahlul qohwah. Tidak kuatir nggak laku kedainya. Rezeki sudah ada masing-masing. Optimis dan dinamis. Tidak ada persaingan yang tidak sehat. Semua bisa ngopi semua senang.
Untuk awal yang baik, maka saya hanya akan membayangkan yang enak-enak dan nikmat. Kopi yang nikmat, saat bertani mungkin saya akan ngopi agar tetap semangat dan menghayati pekerjaan. Menjadi Petani Milenial? Bisa kok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H