Mohon tunggu...
Ashri Riswandi Djamil
Ashri Riswandi Djamil Mohon Tunggu... Guru - Belajar, belajar, dan belajar

wkwk land

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bermimpi Menjadi Petani

16 November 2021   14:05 Diperbarui: 17 November 2021   10:39 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanaman ini yang sempat membuat saya untuk menjadi petani kopi walaupun tidak mudah. Awalnya saya tertarik dan bercita-cita setidaknya memiliki usaha kedai kopi. 

Dengan kopi yang berasal dari daerah orang tua saya sendiri. Kopi Sumatera utara, kopi dari Lintong, Sidikalang, Tarutung sampai Sipirok. 

Nama-nama tadi adalah nama top di kalangan dunia hitam perkopian nusantara. Masih adalagi sebelah terbarat Sumatera Utara. Yaitu Kopi Gayo di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 

Dataran tinggi Sumatera, penghasil kopi Arabika terbaik. Salah satu yang terbaik di dunia.

Untuk menjadi petani memang tidak mudah, apalagi bagi milenials seperti saya, harus belajar dari nol. Dan itu tidak menjadi persoalan, harus punya tekad dan kemauan yang kuat. 

Jangan berpikir, sekali tanam langsung jadi. Tidak begitu cara kerjanya. Pertama saya harus ikut me ladang dengan orang yang sudah berpengalaman. 

Kebetulan orangtua saya punya tanah yang selama ini digarap oleh saudara-saudara Ibu. Mungkin paling tepat dimulai dari sana. 

Belum lagi pandangan orang-orang sekitar yang mungkin akan melihat saya nantinya jika saya memang terjun menjadi petani. 

Ketika mayoritas pemuda di kampung itu memilih merantau keluar kota atau pulau. Nah ini ada anak kota yang kembali ke desa, ke hutan untuk menjadi petani. Pasti akan banyak omongan orang yang sebetulnya tidak perlu kita hiraukan.

Semoga saja saya bisa menemukan anak muda milenial lain yang bisa mendukung saya di sana; memulai bertani. Karena yang ada di kepala saya hanya kopi, maka saya akan menanam kopi. Jenisnya? Tentu saja robusta, karena di kampung ibuku sana dataran rendah. Bukan di Sipirok yang lebih tinggi. 

Robusta secara sederhana dari yang saya pernah baca, perawatannya tidak se kompleks kopi Arabika. Secara alamiah sudah tahan terhadap hama, jadi tidak perlu insektisida kimia. dan konsumennya juga sangat banyak dan harga lebih ekonomis. Walaupun demikian robusta ini kandungan kafeinnya lebih tinggi dari si arabika. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun