Dan sampai saat inipun ada pemikiran saya yang belum berubah. Walaupun saya mampu mengendalikan keinginan rokok, saya masih belum percaya bahwa rokok menyebabkan banyak kematian seperti yang sering kita dengar di media. Katanya ada kepentingan bisnis di bidang farmasi. Entahlah tapi ya saya tidak percaya dengan data kematian itu.Â
Sederhana saja, dari sekian teman saya yang merokok, belum ada yang meninggal akibat rokok. Bahkan diantara mereka rajin olahraga. Bahkan intensitasnya lebih tinggi. Tapi bukan berarti membenarkan rokok itu baik. Tidak. Tetap saya percaya pada bagian "merokok itu tidak baik untuk kesehatan". Ya itu tidak bisa diperdebatkan.
Saya menjadikan rokok itu hanya bentuk kesenangan saja. Seperti mainan. Kalau anak-anak suka main petasan. Toh sama-sama dibakar juga. Bahkan lebih berbahaya kalau tidak segera dilepaskan dari tangan. Kalau rokok yang katanya membunuh pelan-pelan. Bahkan ada lagi penemuan di bidang medis bahwa kelamaan duduk itu lebih berbahaya dari merokok.Â
Artinya kita akhirnya harus menjaga keseimbangan dalam kehidupan. Dimulai dari pola pikir yang kuat. Mau berhenti merokok, pikirkan dampaknya, efeknya kedepan seperti apa. Kalau saya sudah pasti kesehatan dan keuangan. Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H