Menanggapi hal tersebut, Dr. Tauchid memberikan pandangan kritis tentang pendekatan riset yang masih perlu ditingkatkan. Ia menjelaskan bahwa kemiskinan sering kali disebabkan oleh keterbatasan akses dan kondisi wilayah tertentu yang menjadi penghambat mobilitas ekonomi masyarakat. Salah satu konsep yang diangkat adalah paur mentality, yakni pola pikir di mana individu merasa bergantung pada bantuan sosial (bansos) untuk bertahan hidup.
Dr. Tauchid menjelaskan, "Paur mentality ini menciptakan dinamika sosial yang kompleks. Orang yang tinggal di lingkungan kaya namun memiliki pendapatan menengah sering kali merasa tertekan karena mereka menjadi minoritas di antara masyarakat yang lebih makmur."
Ia juga menambahkan, ada negara-negara yang tidak mengandalkan bantuan sosial secara berlebihan, seperti Hong Kong dan Taiwan. Di negara-negara tersebut, program graduasi yakni transisi individu atau kelompok dari penerima bantuan menjadi mandiri secara ekonomi dijalankan dengan lebih efektif.
Alur Berpikir dalam Penelitian
Diskusi ditutup dengan pertanyaan Adam Hafidz yang mengajukan pertanyaan seputar alur berpikir dalam penelitian. Ia bertanya, "Bagaimana cara menyusun alur pemikiran, khususnya pada bagian introduction maupun hasil dan pembahasan, agar memudahkan dalam mendeskripsikan latar belakang secara efektif?"
Menanggapi pertanyaan tersebut, Dr. Tauchid memberikan panduan praktis berdasarkan pengalamannya dalam menulis dan mempublikasikan artikel ilmiah. Ia menyampaikan pendekatan yang menarik dengan mengibaratkan dirinya sebagai seorang sales. "Saya menganggap diri saya seorang sales, artinya saya harus memastikan bahwa artikel yang saya tulis dapat menarik perhatian pembaca. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menjelaskan mengapa artikel tersebut penting untuk diteliti," jelas Dr. Tauchid.
Ia juga menekankan pentingnya membangun argumen yang kuat dalam artikel ilmiah. "Setiap bagian dalam artikel harus memiliki narasi yang jelas dan saling mendukung. Mulai dari introduction yang menjelaskan latar belakang masalah, hingga pembahasan yang menawarkan jawaban atau solusi berdasarkan data yang telah dianalisis," tambahnya.
Penutup
Acara ini memberikan wawasan penting bagi peserta dalam memahami isu-isu sosial-ekonomi yang kompleks dan dinamis di Indonesia. Kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan mahasiswa diharapkan dapat menghasilkan riset yang solutif untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Penulis: Ashri Ramadhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H