Mohon tunggu...
ASHLIHATUL HIDAYATI
ASHLIHATUL HIDAYATI Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Aksara adalah caraku berbicara. Rangkaian kata yang tak mampu terucap, terwakili dalam goresan tinta sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dialog Semesta

20 September 2024   09:22 Diperbarui: 20 September 2024   09:30 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Belum." Almira hanya melihat wanita itu sekilas, sembari menyimpan buku dan pena di tangannya.

"Sedang menulis apa, Almira?" ucapnya dengan ramah.

"Bukan apa-apa," jawab Almira singkat.

"Ibu mengerti kalau Almira tidak ingin bercerita sekarang."

"Iya, aku ingin tidur." 

Ibu Almira paham maksud perkataan anak bungsunya itu, ia pun segera keluar dari kamar itu. Pintu kamar sudah tertutup, Almira kembali membuka mata. Embusan napas berat terdengar dengan jelas. "Terlalu banyak hal yang tidak bisa aku ceritakan. Namun, terlalu berat untuk disimpan sendirian. Bagaimana aku harus mengawali cerita yang mungkin tidak bisa diterima, sedangkan untuk hal-hal kecil saja kita jarang berbicara."

Tidak jarang Almira berpikir tentang hari terakhir di dunia ini. Tangannya sudah cukup puas dengan barcode yang hampir tiap malam diciptakan. Kaki dan tangan memar karena pukulannya sendiri. Dinding putih yang lusuh turut menjadi korban sekaligus saksi bisu ketika emosinya meluap. Anak bungsu yang menjadi tumpuan keluarga itu terlalu lelah dengan hal-hal yang membuat pundaknya semakin berat. Badan yang ringkih sudah cukup menjadi sandaran untuk orang-orang di sekitar. Sedangkan dia, hanya punya satu orang untuk bercerita. Seseorang  yang dulu istimewa.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun