Setelah Hitler berkuasa di Jerman, Coser melarikan diri ke Jerman Paris, tempat dia bekerja sambilan, ia disana sendirian. Ia aktif berpartisipasi dalam gerakan sosialis, bergabung dengan beberapa kelompok aktivis, termasuk kelompok Trotskyis disebut "Sparks". Pada tahun 1936, dia akhirnya dapat menemukan pekerjaan yang lebih baik sebagai ahli statistik perusahaan pialang Amerika. Ia juga belajar di Sorbonne, belajar sastra komparatif, namun kemudian fokus beralih ke sosiologi.Â
Pada tahun 1948, setelah periode singkat sebagai mahasiswa pascasarjana di Universitas Columbia, Coser menerima posisi sebagai dosen ilmu sosial di sebuah universitas chicago. Pada tahun 1950, ia kembali ke Universitas Columbia melanjutkan studinya lagi, mendapatkan gelar Ph.D. pada tahun 1954. Dia diminta oleh Universitas Brandeis di Waltham, Massachussets, 1951. menjadi dosen dulu kemudian ia menjadi profesor sosiologi. Perspektif Coser mengenai konflik ini dipengaruhi besar oleh cara pandang Marxis dan latar belakang fungsi berpikir Coser dapat dijelaskan dengan melihat kondisi intelektual, sosial dan politik pada saat itu.Â
Status kecerdasan adalah tanggapan pemikiran utama Coser tentang teori struktur fungsional berasal dari: Talcot Parsons dan Robert K. Merton adalah arah teori dominan sosiologi Amerika pada pertengahan 1980-an 1950, teori struktur fungsional menekankan pada proses sosial berdasarkan nilai normatif atau konsensus, ketertiban dan keharmonisan. Teori ini juga melihat masyarakat dalam posisi aman, damai dan dalam solidaritas, tidak ada konflik di antara mereka. Proses konflik terlihat dan dipandang sebagai gangguan atau disfungsional untuk menyeimbangkan seluruh sistem.Â
Coser menolak melawan prasangka kebanyakan sosiolog Amerika tentang konsep dan fungsi konflik sosial. Dalam pandangan Coser, konflik tidak hanya memunculkan dampak negatif namun juga memberikan dampak positif integrasi yang menguntungkan bagi sebuah sistem.Â
Adapun saran Coser tentang situasi sosial-politik saat itu teori fungsi konflik sosial adalah kuatnya pengaruh anti-Semitisme atau prasangka rasial, perang antar bangsa sering menginspirasi nasionalisme dan patriotisme kebebasan tingkat tinggi Jepang-Amerika, Amerika Serikat dan berbagai konflik lain yang mengikuti  membuat Coser untuk menganalisis penelitian, khususnya konflik antarkelompok solidaritas dengan kelompok. Coser menulis tanpa ragu mengkritisi kondisi politik dan moral masyarakat. sebagai reaksi melawan intoleransi McCarthy pada 1950-an.
DAFTAR PUSTAKA :
Rofiah, K. (2017). Dinamika Relasi Muhammadiyah dan NU Dalam Perspektif Teori Konflik Fungsional Lewis A. Coser. Kalam, 10(2), 469. https://doi.org/10.24042/klm.v10i2.10
Tualeka, M. W. N. (2017). Teori Konflik Sosiologi Klasik Dan Modern. Al-Hikmah, 3(1), 32--48. http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Ah/article/view/409
Soekanto, S dkk. (1988). Fungsionalisme dan Teri Konflik dalam Perkembangan Sosiologi. Jakarta: Sinar Grafika.
Ritzer, George dkk. (2005). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media
Nama  : Ashfi Mazida Mauila