Usaha mikro, kecil, dan menengah atau dikenal dengan istilah UMKM perlu memiliki strategi untuk bisa bertahan di era yang kompetitif ini. Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh para pelaku UMKM adalah strategi harga. Tidak dapat dipungkiri, harga produk yang terjangkau lebih dilirik pelanggan daripada harga yang terlalu tinggi. Dengan strategi harga ini, suatu bisnis untuk dapat memenuhi permintaan pasar serta memperoleh keuntungan.
Batik Lianasari, salah satu UMKM produsen kain batik ternama di Kota Surakarta, berhasil membuktikan bahwa penerapan metode akuntansi dengan lebih modern dapat membawa perubahan signifikan bagi bisnis. Melalui observasi mendalam, ditemukan bahwa dengan mengadopsi pendekatan biaya variabel dalam pelaporan segmen, Batik Lianasari berhasil meningkatkan efisiensi biaya dan meraih laba yang lebih tinggi.
Selama ini, Batik Lianasari, seperti banyak UMKM lainnya, masih mengandalkan metode perhitungan laba tradisional yang penuh. Metode ini, meskipun sederhana, seringkali mengaburkan informasi penting mengenai kinerja masing-masing produk atau lini produksi.
Berdasarkan analisis perhitungan yang kami lakukan, menunjukkan bahwa pendekatan biaya variabel memiliki keunggulan yang signifikan. Dengan memisahkan biaya variabel dan biaya tetap untuk setiap segmen produk, Batik Lianasari mampu mengidentifikasi produk mana yang paling menguntungkan dan mana yang perlu dievaluasi kembali.
Terdapat 2 pendekatan  yang dapat dilakukan untuk menghitung harga pokok produksi, Metode Penentuan Biaya Variabel adalah metode perhitungan yang dilakukan hanya berdasarkan biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung. dan biaya overhead pabrik variabel. Berbeda dengan metode absorption atau biaya penuh yang dilakukan dengan menghitung keseluruhan biaya produksi, termasuk biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik tetap maupun variabel.
Saat ini, masih banyak UMKM yang menetapkan harga tanpa melakukan perhitungan yang mendetail dan rinci terhadap biaya yang dihabiskan untuk memproduksi sebuah produk. Penetapan harga dilakukan secara bebas asalkan menutupi modal yang dikeluarkan. Semakin besar biaya yang dikeluarkan akan berakibat pada semakin besarnya harga pokok produksi suatu produk. Jika harga pokok produksi besar maka akan berdampak pada penetapan harga jual yang tinggi. Harga yang tinggi jika tidak diikuti dengan kualitas produk bersaing, maka akan mengalami penurunan penjualan.
Nah, Metode Penentuan Biaya Variabel dapat menjadi alternatif yang dilakukan untuk melakukan perhitungan terkait penenetuan biaya per unit jika dengan pendekatan biaya penuh justru menghasilkan harga pokok produksi yang tinggi.
Penerapan pendekatan biaya variabel pada Batik Lianasari menghasilkan temuan yang mengejutkan. Sesuai dengan definisi yang disebutkan di atas, terdapat selisih laba yang cukup signifikan antara pelaporan segmen dengan pendekatan biaya variabel dan metode tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa dengan memahami struktur biaya secara lebih detail, perusahaan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat untuk mengoptimalkan produksi dan meningkatkan profitabilitas.
Yuk, simak apa saja keunggulan dari Penetapan biaya per unit dengan Penentuan Biaya Variabel.
- Pengendalian Biaya
- Metode penentuan biaya variabel dapat mengendalikan biaya karena seluruh data biaya sudah dikelompokkan tersendri, termasuk biaya overhead pabrik tetap.
- Penentuan Harga Jual Lebih Rendah
- Dengan melakukan perhitungan dengan pendekatan biaya variabel, biaya per unit yang dihasilkan cenderung lebih rendah karena tidak mengikutkan BOP tetap, sehingga hal ini dapat menjadi strategi UMKM agar dapat menggaet lebih banyak pelanggan.
- Pengatur Biaya
- Metode penentuan biaya variabel dapat difungsikan sebagai alat analisis dan evaluasi karena data atau ouput yang disajikan lebih rinci.
- Alat Pengambilan Keputusan
- Perhitungan biaya dengan pendekatan variabel costing dapat digunakan sebagai acuan dan membantu pelaku UMKM untuk memutuskan pilihan antara 2 atau lebih alternatif, misalnya dalam usaha kain batik, lebih baik menerima atau menolak pesanan khusus dengan syarat harga jual yang lebih rendah.
- Peningkatan Profitabilitas: Dengan memahami kontribusi masing-masing produk terhadap laba, perusahaan dapat fokus pada pengembangan produk yang paling menguntungkan.
- Peningkatan Efisiensi: Pendekatan biaya variabel membantu mengidentifikasi area-area yang boros dan memungkinkan perusahaan untuk melakukan perbaikan proses produksi.
Ke-enam hal tersebut dapat menjadi alasan kuat sebab para pelaku UMKM untuk mulai sadar dan melakukan evaluasi terhadap kinerja keuangan bisnisnya. Namun, penentuan biaya dengan pendekatan variabel atau penuh harus disesuaikan lagi dengan bisnis yang kamu punya. Pendekatan biaya variabel ini cocok diterapkan untuk UMKM dengan sektor manufaktur.
Kisah sukses Batik Lianasari telah menjadi bukti nyata bahwa UMKM lokal pun mampu bersaing di era modern dengan mengadopsi praktik bisnis yang inovatif. Penerapan metode akuntansi biaya variabel telah membawa angin segar bagi perusahaan batik ini, membuktikan bahwa bahkan usaha skala kecil sekalipun dapat meraih efisiensi dan profitabilitas yang lebih tinggi.
Apa yang membuat pendekatan biaya variabel begitu efektif? Dengan memisahkan biaya-biaya yang bersifat variabel (berubah sesuai dengan tingkat produksi) dan biaya tetap (tetap dikeluarkan terlepas dari volume produksi), Batik Lianasari mampu mengidentifikasi dengan lebih jelas produk mana yang paling memberikan kontribusi terhadap laba. Informasi ini sangat berharga dalam pengambilan keputusan strategis, seperti penentuan harga jual, optimalisasi produksi, dan bahkan pengembangan produk baru.
Lebih dari sekadar meningkatkan efisiensi, pendekatan biaya variabel juga memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi UMKM. Dalam kondisi bisnis yang dinamis, UMKM perlu mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar. Dengan pemahaman yang mendalam tentang struktur biaya, Batik Lianasari dapat lebih mudah melakukan penyesuaian produksi dan strategi pemasaran sesuai dengan kondisi pasar yang sebenarnya.
Kisah Batik Lianasari ini menjadi inspirasi bagi UMKM lainnya untuk berani keluar dari zona nyaman dan mencoba hal-hal baru. Adopsi teknologi informasi, seperti software akuntansi berbasis cloud, juga dapat mempermudah penerapan metode biaya variabel. Selain itu, UMKM dapat memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia, seperti pelatihan, konsultasi, dan komunitas bisnis, untuk memperoleh pengetahuan dan dukungan yang diperlukan.
Secara keseluruhan, keberhasilan Batik Lianasari menunjukkan bahwa UMKM memiliki potensi yang sangat besar untuk tumbuh dan berkembang. Dengan dukungan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan para pelaku bisnis lainnya, ekosistem UMKM di Indonesia dapat semakin kuat dan berdaya saing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H