Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

"Bodoh. Sembrono." Salah Pilih Nomor Urut 01 atau 02!

1 Februari 2019   18:04 Diperbarui: 1 Februari 2019   18:34 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

REVOLUSI SPIRITUAL

Pertarungan tidak seimbang
Pada tahun politik menyongsong Pilpres 2019 saat ini.  Mau tidak mau harus diakui bahwa pertarungan konsep antara Presiden yang petahana  Jokowi-Ma'ruf dengan Capres Prabowo-Sandi sama sekali tidak terjadi.

Dan bisa dibilang pertarungan mungkin tidak seimbang. Tetap seperti pertarungan Pilpres 2014,  Jokowi-Jeka melawan Prabowo-Hatta
Pasalnya. Sejak Presiden Jokowi menjalankan roda pemerintahan sampai menjelang Pilpres 2019, tidak pernah sepi "diagungkan" oleh berbagai caci maki dan hujatan.

Bahkan sampai ada demo-demo berjilid yang luar biasa hebat dan konyol memaksakan agama dipakai sebagai jubah berdemonstrasi.
Sementara langkah-langkah politik Indonesia di dunia internasional membuat pesona sang petahana sungguh memukau dunia dan semakin mengikat jiwa rakyat ingin 2 periode bersamanya.

Sementara itu pula Prabowo dan kawan-kawan (baca; partai-partai) koalisi hanya berusaha memperbaiki diri dengan terus-terusan menyebar keburukan Pribadi Presiden sebagai petahana dan para pendukungnya yang dikecebongkan.

Pertarungan memusnahkan ORBA

Jangan salah mengerti. Menurut penulis. Di negara yang menghormati hukum, menuntut dengan cara demonstrasi seharusnya tidak perlu dilakukan.
Barangkali demonstrasi hanya terpaksa terjadi kalau pemerintah tidak berjalan di jalur konstitusi yang benar. Atau kebijakan yang diambil tidak sejalan dengan kepentingan rakyat.

Tetapi juga sangat bisa dimengerti bila Prabowo harus mati-matian memenangkan pertarungan. Karena kemenangan Jokowi-Ma'ruf memastikan bahwa mereka yang terbina ORBA akan melenyap terbuang dari sejarah karena tidak bisa dibanggakan oleh generasi-generasi Bangsa Indonesia berikutnya.

Pertarungan denganSARA
Tetapi agaknya terkesankan bahwa demo-demo yang dipamerkan adalah untuk memaksa agar pemerintah terperosok ke pelanggaran hukum yang berkaitan dengan masalah agama.

Maka isu SARA terasakan ingin dikembangkan mengikuti cara menjatuhkan Basuki Tjahaya Purnama sebagai Gubernur DKI.
Tetapi yang muncul ada kasus Habib Bahar, reuni 212, Neno Warisman jualan surga, keislaman Prabowo yang diragukan, Rocky Gerung yang dianggap "memfiksikan" kitab suci.  Dan mungkin masih ada yang lain?

Pada tahun politik ini, agama yang seharusnya mudah dipakai untuk mengatasi masalah justru dibuat oleh banyak pihak seolah untuk selalu bikin berbagai masalah.

Agama dan ibadah tetap dalam kemuliaan
Namun dibawah pemerintahan Presiden Jokowi, semua bisa dilihat. Bahwa dalam masa kampanye agama tetap dalam kemuliaan. Ibadah tetap bisa ditegakkan, meski di lain pihak terus terdengar menyerukan hoax dan sejenisnya.

Mereka yang berusaha gencar memperalat agama secara bodoh. Akhirnya hanya melongo seperti sang kodok mengagumi kunang-kunang terbang seperti bintang-bintang bertebaran di kegelapan malam Indonesia menjelang subuh.

Karena rakyat tidak terhalangi melihat perilaku dan mendengar tutur kata langsung dari siapa-siapa pasangan Capres-Cawapres yang harus dicoblos.
Mereka sudah sangat tahu siapa Presiden Jokowi dan siapa Prabowo mantan mantu Pak Harto.

Rakyat sudah menentukan pilihan
Semua pihak yang berkepentingan mengusung Capres hendaknya menyadari bahwa rakyat sudah menentukan pilihannya sejak jauh hari sebelum diusung parpol pengusung dan pendukung. Pilihan sudah ditetapkan berdasar pengalaman pahit bersama ORBA.

Rakyat Indonesia sangat pantang berbuat curang. Kecurangan dan kelicikan hanya patut dilakukan oleh mereka yang tidak punya martabat. Sangat memalukan.

Hati-hati mencoblos kertas suara. Jika salah pilih bisa berarti terlalu bodoh atau sembrono dalam bernegara.

Tuhan Ridho Prabowo jadi Presiden
Umat beragama harus menyadari, bahwa Tuhan pun Ridho Prabowo jadi presiden RI jika memang dipilih rakyat. Terlebih lagi jika Presiden Jokowi yang terpilih lagi.

Mudah-mudahan Bangsa Indonesia bersama dunia juga bisa ridho dengan capaian menetapkan orang terbaik nomor satu di negeri ini sebagai Presiden R.I.

Demikian. Terimakasih kepada yang telah membaca tulisan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun