Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Bercermin pada Mahatir, SBY Boleh Capres di Pilpres 2019?

19 Mei 2018   09:50 Diperbarui: 19 Mei 2018   09:57 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Jangan takut ikut jadi Capres. Alih-alih rakyat jualah  yang pasti menentukan siapa yang berhak jadi presiden. Bukan parpol, agama, uang, senjata, darah etnis ataupun dinasti.

Tentu saja rakyat pasti memilih pemimpin negeri ini yang terbaik. Rakyat pasti memilih pemimpin yang selalu berpikir, berkata, berbuat dan bisa bekerja yang benar.

Yaitu pemimpin yang merasa bersama Tuhan dan rakyat; pemimpin yang adil dan berperikemanusiaan; pemimpin yang mutlak selalu memperkuat persatuan rakyat; pemimpin yang tahu etika bernegara; dan pemimpin yang berorientasi kepada keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Rakyat tahu pemimpin yang pasti dipilihnya.

Rakyat negeri ini sudah melihat tak sedikit orang cerdas, orang jujur, orang berani dan orang kuat. Mereka sudah nyata secara gamblang menampilkan sosok pribadi masing-masing yang bisa diharapkan peranaannya dalam negara dan bisa diteladani.

Di tahun politik ini Capres tak perlu kampanye menjatuhkan pesaingnya dengan tudingan-tudingan buruk. Rakyat sudah melihat dengan mata telanjang setiap sosok tokoh bangsa di negeri ini. Rakyat hanya ingin menerima semua rencana yang lebih baik dari yang sebelumnya.

Harap bisa dimaklumi. Rakyat sudah menentukan pemimpin yang dipilihnya jauh sebelum kape'u mencantumkan foto-foto di kertas suara yang harus dicoblos dalam Pileg dan Pilpres 2019.

Rakyat tidak butuh ada kontrak politik dengan serikat-serikat kerja atau ormas-ormas tertentu yang punya kepentingan.

Syarat---kontrak poitik, mutlak menjadi presiden hanya taat pada konstitusi.

Malaysia mengikuti langkah Indonesia   

Walaupun masuk negara se kemakmuran Inggeris, Malaysia agaknya selalu mengikuti langkah Bangsa Indonesia dalam bernegara. Meskipun Bangsa Indonesia disebut  bangsa Indun (Indo)---keturunan,  tetapi sangat diakui sebagai bangsa serumpun dengan orang-orang Malaysia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun