Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Luar Biasa, MA Tolak PK Ahok, Keadilan Negara Diuji

31 Maret 2018   11:52 Diperbarui: 31 Maret 2018   12:04 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan babak terakhir di MA adalah yang pasti juga diharapkan hakim akan menentukan keadilan terakhir yang seadil-adilnya untuk kasus Ahok.

Ahok rela dihukum negara

Buat Ahok mungkin dihukum negara jauh sangat terhormat dari pada jadi pejabat negara hanya berdiam diri membiarkan nama tuhan dijadikan yel-yel oleh kelompok-kelompok front perusak iman maupun kelompok front pengacau Indonesia yang bersembunyi di dalam jubah dan atribut palsu yang seperti mengira ditakuti aparat negara.

PK Ahok untuk kehormatan negaranya

Ada usaha Ahok mengajukan peka ke MA dengan harapan agar negara tidak terkesan sewenang-wenang menghukum dirinya yang sama sekali tidak merasa bersalah.

Tetapi agaknya MA tidak mau ambil resiko dengan menerima peka Ahok dan agaknya sudah memastikan pula bahwa tidak akan ada peka ke dua dari Ahok. 

Agaknya MA lebih cenderung memilih bersikap membiarkan Ahok menyempurnakan hukumannya dengan sempurna.

Hakim MA tidak sanggup mengadili Ahok

Dari sudut pandang lain, ada dugaan bahwa MA tidak sanggup ikut mengadili Ahok yang dengan gagah berani minta diadili.

Jangankan MA. Tuhan yang Maha Pengampun pun mungkin tidak sanggup mengampuni orang yang tidak bersalah. 

Ahok sebagai seorang warga negara yang dihukum oleh negara maka urusan diringankan, diperberat atu dibebaskan dari hukuman sepenuhnya adalah urusan yang punya negara dan para penyelenggara negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun