Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Biarkan Anies Unjuk Gigi, Biarkan DPRD yang Mengimbangi

28 Januari 2018   17:04 Diperbarui: 28 Januari 2018   18:03 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Marah Anies dan marah Ahok

Perbedaan perasaan kesal antara Anies dan Ahok.  Anies tetap menunjukkan diri sebagai seorang pemikir yang benar teruji dan pintar.  Sedang Ahok lebih banyak menunjukkan diri sebagai sosok yang suka dengan "gila-gilaan."

Dan semua orang tahu bahwa orang gila adalah orang yang tidak bisa disalahkan hakim. Kalau hakim mengadili orang gila dan memvonis bersalah maka yang mungkin perlu disalahkan adalah hakim yang mengadili.

Tulisan ini dibuat agar semua pihak menahan diri untuk mengkritisi Anies. Walau pun tulisan ini juga masih bernada mengkritisinya.

Anies bisa tampak semakin garang dan agak  terkesan kurang bisa mengontrol diri  atau agak "ngawur" dalam sikap dan ucapannya. 

Pemerintah sangat memerlukan Jakarta yang menyenangkan walau masih semrawut dan macet karena angkot, motor, mobil dan jalanan-jalanan yang dipakai untuk tempat berjualan.

Mungkin tidak apalah untuk sementara warga Jakarta bersabar melihat Gubernur Anies berpihak kepada nasib 400 orang pedagang kaki lima di Jalan Jati Baru Raya dari pada terhadap ribuan sopir angkot yang merosot penghasilannya setiap hari.

Percayakan sepak terjang Anies diimbangi oleh kecerdasan dan ketangkasan anggota depe'erde yang berpengalaman bertarung menghadapi Ahok yang gila-gilaan melawan korupsi dan mafia yang pernah merajalela di DKI Jakarta.  

Demikian. Terimakasih dan salam sejahtera kepada yang telah membaca tulisan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun