Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Takut kepada Negara sebab Tuhan Tidak akan Menghukum

26 Desember 2017   16:21 Diperbarui: 26 Desember 2017   17:25 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 Meski demikian negara acapkali terkesan masih seperti ragu dan diragukan dalam menegakkan hukum yang berkeadilan.  Sebagai contoh konkrit adalah ketika negara  "terpaksa" harus mengadili Ahok yang dituduh menghina agama, Alqur'an dan ulama.

Walaupun dunia seperti menggugat vonis hakim, toh kenyataannya tidak seorangpun bangsa Indonesia yang mampu bebaskan Ahok dari penjara? Termasuk Presiden.

Remisi yang terpaksa harus dikeluarkan

Ada pihak termasuk pakar hukum pidana dan Fadli Zon yang bicara terang-terangan tidak bisa menerima remisi yang diberikan kepada Pak Ahok oleh negara. Karena yang bersangkutan dianggap baru "terpaksa" ditahan di Mako Brimob. Belum benar-benar meringkuk bersama para penjahat dan pengkhianat negara di penjara?

Barangkali dalam fenomena mengadili Ahok memang segalanya serba terpaksa harus dijalani oleh mereka yang seharusnya dilaksanakan tanpa paksaan.  Dan hanya Ahok sendiri yang tampak tegar dan ikhlas menjalani hukuman yang dijatuhkan negara kepadanya.

Fenomena Natal, mengenang kebenaran yang "dipalsukan"

Dalam suasana dunia merayakan Natal. Kasus Ahok mengingatkan penulis akan tanda salib yang dipakai simbol umat Kristiani.  

Konon ada kabar yang sangat layak diakui sebagai fakta kebenaran. Bahwa yang disalib hanyalah seseorang yang "dianggap" pengkhianat yang dianggap mirip dengan wajah Nabi Isa alihi salam Putera Mariam.  Kemudian barang siapa yang mengatakan bahwa Isa alihi salam Putera Mariam belum mati pasti akan dibunuh oleh penguasa saat itu.

Jika kemudian ada kesaksian yang menyatakan bahwa tiga hari sesudah kematiannya di tiang salib, "Yesus"---Nabi Isa alihi salam Putera Mariam, menampakkan diri kepada para muridnya. Maka kesaksian itu sungguh bisa dimengerti dan tidak perlu diragukan kebenarannya. Karena memang masih hidup.

Demikianlah yang dimaksud penulis dengan "fenomena Natal mengenang kebenaran yang dipalsukan."

Agaknya realita kehidupan yang tidak pernah menyembunyikan kebenaran tidak bisa menolak bahwa "pengkhianat" yang mati di tiang salib pun bisa kekal dalam keagungan karena terpaksa dikorbankan oleh zamannya demi melindungi Putera Mariam yang oleh Nabi Muhammad SAW disejajarkan dengan kedudukan para Rasul sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun