Selebihnya harapan mereka mungkin hanyalah kepastian kebenaran sejarah yang dibuat oleh negara siapa pun presiden yang dipercaya rakyat. Mereka menyebutnya dengan pelurusan sejarah?
Agar kebenaran sejarah tidak menjadikan G30S/PKI sebagai misteri sejarah yang dikeramatkan. Â Seperti yang dikesankan oleh keberadaan Monumen Kesaktian Pancasila yang menempatkan patung-patung tujuh pahlawan revolusi yang dibantai PKI karena dituduh sebagai dewan jenderal.
Kenapa monumen di Lubang Buaya itu tidak disebut Monumen Pahlawan Revolusi?
Apa ada maksud untuk memberi kesan bahwa Pancasila adalah jimat sakti yang harus diterima dan dipercaya, sejalan dengan yang diuraikan dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila yang buatan Pak Harto?
Mengkultuskan pengkhianat
Sangat terkesan bahwa mereka yang menuntut kebenaran sejarah seperti tidak rela bangsa ini mengkultuskan mereka yang diduga berkhianat terhadap bangsa dan negara. Sampai hari ini siapa yang layak disebut pengkhianat jelas hanya yang terlibat G30S/PKI. PKI seolah dipaksakan untuk "dikultuskan" sebagai bahaya laten yang tidak bisa hilang.
Bagaimana dengan mereka yang bersama-sama secara konstitusional menggulingkan Bung Karno? Apakah barangkali mereka justru yang dianggap sangat layak menerima gelar pahlawan?
G30S/PKI adalah trauma berat
Boleh dibilang Bangsa Indonesia mengalami trauma berat akibat peristiwa pengkhianatan G30S/PKI.
Mereka yang terlibat, bertobat dan tidak ingin menurunkan generasi yang berbau PKI.
Mereka juga tidak ingin N.K.R.I. menjadi arena pertarungan politik antar elit politik preman yang bersembunyi---bermarkas, di kantor-kantor parpol. Dengan masih menjadikan "ganyang PKI" sebagai slogan perjuangan berpolitik.