Akhirnya Bung Karno mengajak Bansa Indonesia menerima dan menghormati realita keberadaan nasakom (nasionalis-agama dan komunis) yang sesungguhnya memang sedang ada dalam kehidupan bangsa dan dunia internasional. Bahkan secara tak langsung ikut bertarung dalam perang dingin yang melanda dunia internasional.
Bung Karno berjuang keras mengajak bangsa Indonesia untuk memerangi tiga ketakutan atau fobia. Yaitu memerangi nasionalisto fobi, Islamismo fobi dan komunisto fobi. Sebab ketiga hal tersebut dipandang bisa memasung bangsa ini dalam kebodohan bernegara.
Bung Karno dengan tegas mengajak Bangsa Indonesia untuk berani melintasi tahun vivere pericoloso.Tahun-tahunyang berbahaya yang terkenal dengan "tavip."
Dengan memegang kuat-kuat tiga ajimat revolusi. Â Yaitu berdaulat dalam politik, berdiri di atas kaki sendiri dalam ekonomi dan berkepribadian Indonesia yang terkenal sebagai Trisakti.
Apa relevansi tulisan kenangan usang di atas dengan keadaan N.K.R.I. saat ini?
Penulis punya pandangan pribadi tentang zaman baru yang diawali Bangsa Indonesia oleh Presiden Jokowi. Â Dengan prolog goro-goro yang berupa ledakan reformasi '98 Â yang diikuti dengan masa transisi sampai era Pak EsBeYe mengakhiri zamannya.
Awal Presiden Jokowi langsung melaju dengan vivere pericoloso
Pada saat ini Presiden Jokowi tampak mulai mewujudkan N.K.R.I. menuju Indonesia Raya sesuai keinginan luhur para leluhur Bangsa Indonesia dan cita-cita perjuangan para pendiri negara ini.
Dan mungkin atas dasar pengalaman sejarah bangsanya yang sejak bernegara bernasib tragis harus bermandi air mata dan berdarah-darah banyak kehilangan nyawa sanak keluarga.Â
Maka dengan tekad bulat yang berani menghadapi berbagai bahaya dan rongrongan mafia politik dan mafia hukum. Â Pak Jokowi langsung kerja dan kerja terus kerja. Karena sudah terlalu lama bangsa ini meninggalkan etika bernegara yang harus sesuai dengan dasar negara---Pancasila, dan selalu terpuruk dalam kesulitan ekonomi.
Selalu terpuruk dalam kesulitan ekonomi. Karena kekayaan negerinya dibuat "bancakan" oleh para mafia dalam dan luar negeri yang sangat dipegaruhi  oleh sepak terjang nekolim yang bisa merampok secara "legal," cerdik dan licik yang kerjasama dengan kaum pengkhianat dan kaum munafik dalam negeri.