Bangsa Indonesia, sesungguhnya sudah sejak lama menunggu untuk mengerti “makna pasti” uraian isi setiap sila Pancasila yang tidak perlu harus dipercaya, diyakini maupun ditafsirkan. Apalagi sampai dianggap sakral. Melainkan harus diterima dan dipahami oleh seluruh Bangsa Indonesia yang bhinneka tunggal ika, untuk diajarkan dan diamalkannya dan kemudian dilaksanakan dengan benar dan sempurna sebagai dasar negara dalam penyelenggaraan pemerintahan—negara.
Dalam hati kecil penulis bertanya. Hari ini 1 Juni 2017. Tidak adakah para ulama, para pakar tata negara, para peneliti, para akademisi, para negarawan dan politisi-politisi yang dibayar rakyat dan lain-lain yang terpanggil hati nuraninya untuk duduk bersama membentangkan dan menguraikan isi setiap sila Pancasila?
Harap diketahui. Jiwa Bung Karno, seluruh Jiwa para pendiri negara ini, seluruh jiwa perintis, pejuang dan pahlawan kemerdekaan yang kini sudah di alam kehidupan abadi yang sudah tidak lagi mengenal kematian. Masih berdoa untuk Bangsa Indonesia—yang masih hidup, agar segera menyempurnakan Pancasila sebagai dasar negara. Demi segera terwujudnya N.K.R.I sebagai Indonesia Raya. Sebuah bentangan surga yang nyata dalam realita kehidupan dunia nyata.
Jiwa Bung Karno, seluruh Jiwa para pendiri negara ini, seluruh jiwa perintis, pejuang dan pahlawan kemerdekaan sekarang sudah tidak bisa apa-apa. Selain berdoa agar Bangsa Indonesia segera sadar meninggalkan sifat kekanak-kanakan—istilah Gus Dur, untuk memperkuat persatuan demi keutuhan bangsa dan negara.
Demikian. Terima kasih kepada yang sempat membaca tulisan ini. Teriring Salam damai sejahtera untuk kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H