Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok Asal Indonesia Asli?

27 Mei 2017   08:53 Diperbarui: 27 Mei 2017   09:15 1526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedang sebutan pribumi atau bumiputera hanya layak dipakai pada zaman penjajahan. Untuk membedakan antara kebangsaan penjajah dengan yang dijajah.

Ini berarti bahwa siapa pun yang masih merasa dirinya sebagai orang pribumi atau bumi putera adalah mereka yang merasa masih sebagai orang jajahan yang dikuasai kaum penjajah.  Dan mereka yang menggunakan istilah pribumi sebagai ujaran hujatan kemarahan adalah mereka yang bermental penjajah yang suka memperbudak orang lain.

Ahok batalkan banding

Jika beberapa waktu lalu dunia gempar dan bereaksi atas vonis hakim yang menjatuhkan hukuman 2 tahun penjara langsung ditahan kepada Ahok. Sekarang dunia pun tercengang melihat Ahok dengan kesadaran jiwanya yang tunduk kepada negaranya. Batalkan banding.

Penulis—mungkin juga ada orang lain, melihat bahwa sosok Ahok bukan tipe orang penakut kepada siapapun.  Mungkin termasuk kepada Tuhan yang dirasakan Mencintai dirinya dan sangat dicintainya dengan segenap hati sanubari. Oleh karena itu Ahok sangat menghormati dan menghargai setiap sosok sesamanya—bangsanya, yang diakuinya pasti senantiasa bersama Tuhan Yang Menghidupkannya. Ahok hanya takut bisa ragu atas KeberadaanNYA.

Bahkan Ahok tidak takut dosa, tetapi pantang berbuat dosa dan pantang menebus dosa dengan mohon pengampunan.  Baginya sekecil apa pun dosa yang diperbuat seseorang harus dipertanggungjawabkan sesuai hukum yang berlaku di dalam negara. Hukum akhirat tidak perlu ditakuti karena hukum kehidupan pasti maha adil. 

Maka orang boleh saja meragukan hukum pengadilan dunia—negara,  karena diterapkan berdasar pasal-pasal ka'uhape, tetapi tidak menutup kemungkinan bisa dipengaruhi kepentingan hakim sendiri atau yang lain.

Yang dikhawatirkan Ahok ada perselisihan dan perpecahan bangsanya yang bisa menumpahkan  banyak darah, membuang tenaga, waktu dan biaya yang mahal tetapi sia-sia. Karena bernegara disesatkan  dan bisa dikuasai oleh ambisi berkuasa sementara pihak.  Jiwa dan kekuasaan seakan bisa dijual belikan seperti pe'eska.

Ahok tidak banding, bukan takut akan divonis lebih berat di tingkat banding ataupun ditingkat kasasi di em’a.

Baginya dibebaskan atau dihukum lebih berat sama saja. Suasana kisruh seperti sengaja sudah mulai dikobarkan untuk mengalahkan Presiden Jokowi pada Pilpres 2019. 

Yang mengerikan bila ada usaha habis-habisan agar Presiden Jokowi tidak boleh menang  lagi. Artinya, mungkin akan ada pasungan demokrasi dengan segala cara.   Tetapi Ahok pernah mengutip sebuah kalimat bahasa Jawa.  Ada satu pandangan tentang jalan kesempurnaan hidup dari orang Jawa. “Gusti Allah ora sare,”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun