Sedang sebutan pribumi atau bumiputera hanya layak dipakai pada zaman penjajahan. Untuk membedakan antara kebangsaan penjajah dengan yang dijajah.
Ini berarti bahwa siapa pun yang masih merasa dirinya sebagai orang pribumi atau bumi putera adalah mereka yang merasa masih sebagai orang jajahan yang dikuasai kaum penjajah. Dan mereka yang menggunakan istilah pribumi sebagai ujaran hujatan kemarahan adalah mereka yang bermental penjajah yang suka memperbudak orang lain.
Ahok batalkan banding
Jika beberapa waktu lalu dunia gempar dan bereaksi atas vonis hakim yang menjatuhkan hukuman 2 tahun penjara langsung ditahan kepada Ahok. Sekarang dunia pun tercengang melihat Ahok dengan kesadaran jiwanya yang tunduk kepada negaranya. Batalkan banding.
Penulis—mungkin juga ada orang lain, melihat bahwa sosok Ahok bukan tipe orang penakut kepada siapapun. Mungkin termasuk kepada Tuhan yang dirasakan Mencintai dirinya dan sangat dicintainya dengan segenap hati sanubari. Oleh karena itu Ahok sangat menghormati dan menghargai setiap sosok sesamanya—bangsanya, yang diakuinya pasti senantiasa bersama Tuhan Yang Menghidupkannya. Ahok hanya takut bisa ragu atas KeberadaanNYA.
Bahkan Ahok tidak takut dosa, tetapi pantang berbuat dosa dan pantang menebus dosa dengan mohon pengampunan. Baginya sekecil apa pun dosa yang diperbuat seseorang harus dipertanggungjawabkan sesuai hukum yang berlaku di dalam negara. Hukum akhirat tidak perlu ditakuti karena hukum kehidupan pasti maha adil.
Maka orang boleh saja meragukan hukum pengadilan dunia—negara, karena diterapkan berdasar pasal-pasal ka'uhape, tetapi tidak menutup kemungkinan bisa dipengaruhi kepentingan hakim sendiri atau yang lain.
Yang dikhawatirkan Ahok ada perselisihan dan perpecahan bangsanya yang bisa menumpahkan banyak darah, membuang tenaga, waktu dan biaya yang mahal tetapi sia-sia. Karena bernegara disesatkan dan bisa dikuasai oleh ambisi berkuasa sementara pihak. Jiwa dan kekuasaan seakan bisa dijual belikan seperti pe'eska.
Ahok tidak banding, bukan takut akan divonis lebih berat di tingkat banding ataupun ditingkat kasasi di em’a.
Baginya dibebaskan atau dihukum lebih berat sama saja. Suasana kisruh seperti sengaja sudah mulai dikobarkan untuk mengalahkan Presiden Jokowi pada Pilpres 2019.
Yang mengerikan bila ada usaha habis-habisan agar Presiden Jokowi tidak boleh menang lagi. Artinya, mungkin akan ada pasungan demokrasi dengan segala cara. Tetapi Ahok pernah mengutip sebuah kalimat bahasa Jawa. Ada satu pandangan tentang jalan kesempurnaan hidup dari orang Jawa. “Gusti Allah ora sare,”