Tuhan ada di hati umat-umatNYA yang sangat prihatin sampai tak berdaya untuk berdoa selain berpasrah diri menyerah kepada pemilik negara. Bukan menyerah kepada pejabat negara yang diberi kekuasaan oleh pemilik negara.
    Vonis Ahok mungkin masih bagian dari prolog sebuah revolusi spiritual yang merubah jiwa bangsa munafik menjadi bangsa yang bertaqwa.
    Dan tulisan ini hanyalah sebuah ekspresi pribadi penulis yang mencoba hidup tidak mau ikut-ikutan berjuang berkiblat kepada siapap pun yang membayar.
Orang munafiq berjuang menundukkan ketaqwaan
    Dalam kehidupan bernegara di N.K.R.I. Orang munafik adalah mereka yang berbuat dan berucap dengan berpikir yang berbeda dengan kata hatinya. Sedang yang taqwa adalah mereka yang berbuat dan berucap dengan berpikir yang konsekwen sebagai warga negara. Ada yang tidak sepaham, tidak usah diperdebatkan.
    Di N.K.R.I. Mereka dipersilakan menyembah seratus tuhan dan mengaku memeluk seribu agama tetapi semua tidak akan ada artinya. Percuma. Bila hanya bisa berteriak dan omong Pancasila adalah dasar negara tetapi tidak faham dengan hakikat dasar negara dan Pancasila itu sendiri.
    Atas Kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Para leluhur Bangsa Indonesia bercita-cita luhur untuk memiliki negara yang adil, makmur, sejahtera, aman, tenteram, bahagia dan abadi di  tanah airnya yang gemah ripah loh jinawi.
    Dengan demikian Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara Ketuhanan. Negara Kehidupan yang indah, makmur, sejahtera, damai dan menyenangkan seluruh bangsa yang ada di dunia. Â
    Dalam terminologi Islam. Mungkin Negara Kesatuan Republik Indonesia bisa disebut sebagai Negara Taukit. Yaitu sebuah negara yang senantiasa menyempurnakan kesempurnaannya sebagai negara yang sempurna.  Negara yang menghormati dan memuliakan rakyat—warga negara, sebagai pemilik negara.
   Dengan demikian Negara Kesatuan Republik Indonesia sama sekali bukan negara sekuler; bukan negara agama; bukan negara theokrasi; bukan negara sosialis; bukan negara kapitalis; bukan negara komunis; bukan negara ditaktor proletariat.
   Sama sekali bukan sekadar negara demokrasi atau pun yang disebut sebagai negara liberal; bukan sekadar negara agraris; bukan sekadar hanya negara lautan atau negara maritime.