Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bangsa Indonesia Senang Gaduh, Gara-gara Tak Paham Pancasila?

21 Desember 2016   05:39 Diperbarui: 21 Desember 2016   07:18 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

REVOLUSI SPIRITUAL

NKRI harus terselenggara atas dasar Pancasila. Tanpa Pancasila, negara yang ada bukan NKRI.  Jangan mimpi NKRI akan tetap ada. Jika Bangsa Indonesia tidak mampu menyempurnakan keberadaan Pancasila.

Artinya. NKRI seperti kehilangan daya hidup atau nyawa. Kalau hanya punya logo berupa burung garuda Pancasila tanpa makna. NKRI seperti negara yang asal berdiri tanpa tujuan. Seperti negara yang disuruh ada.  Kalau Bangsa Indonesia tidak mengerti hakikat dasar negara—Pancasila.

Tidak mengerti makna Pancasila, Bangsa Indonesia pasti tidak akan pernah tahu cara yang benar yang dikehendaki para pendiri negara. Tidak pernah akan tahu apa yang disebut dasar negara. Tidak tahu apa maksud "Ketuhanan Yang Maha Esa" sila pertama dari Pancasila. 

Tidak tahu apa maksud "Perikemanusiaan Yang Adil dan beradab" sila kedua dari Pancasila. Tidak tahu apa maksud "Persatuan Indonesia" sila ketiga dari Pancasila. 

Tidak tahu apa maksud "Kerakyatan yang dipimpin hikmah kebijaksanaan permusyawaratan perwakilan, sila keempat dari Pancasila. Dan tidak tahu apa maksud "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat" sila kelima dari Pancasila.

Dan juga pasti tidak akan pernah tahu apa yang harus dikerjakan dan dicapai oleh setiap rezim pemerintah NKRI . Meskipun dalam pembukaan UUD ’45 sudah tertulis tujuan bernegara. 

Presiden Jokowi mengerjakan yang tidak dikerjakan presiden-presiden sebelumnya

Masa pemerintahan Presiden Jokowi,  agaknya mempunyai kesempatan—tugas, yang sangat khusus dan luar biasa menentukan. Demi kelangsungan mengabadikan NKRI yang diproklamasikan 17 Agustus 1945 oleh Soekarno-Hatta.

Tugas yang sangat mendasar yang harus dikerjakan Presiden Jokowi adalah yang belum pernah dikerjakan oleh rezim-rezim sebelumnya, yaitu:

—Sedang menyempurnakan keutuhan NKRI.  Dengan mewujudkan NKRI yang merupakan satu kesatuan keluarga bangsa; satu kesatuan semangat perjuangan membangun NKRI; dan bersama-sama berjuang untuk membangkitkan kepedulian nasional agar setiap warga negara termuliakan oleh negara dan kebangsaannya. Tersirat dari nawacita.

—Harus menyempurnakan keberadaan Pancasila secara pasti dan jelas. Agar Pancasila bisa dimengerti, dipelajari, diajarkan dan dilaksanakan turun menurun dari generasi ke generasi berikutnya. Dalam kehidupan abadi sebagai suatu bangsa yang miliki NKRI.

Rakyat dan pemerintah NKRI perlu diingatkan. Lupakan “Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila”—P4, karya pak Harto yang mengejarkan kepercayaan. Segera evaluasi hasil apa yang sudah dicapai dengan program Sosialisasi Empat Pilar, MPR?

Penulis berani pastikan bahwa Bangsa Indonesia memang butuh P4—PERINTAH PASTI PELAKSANAAN PANCASILA. Agar Pancasila bisa dimengerti, dipelajari, diajarkan dan dilaksanakan dalam pemerintahan.

—Harus menyempurnakan kembali ke UUD ’45 yang asli, agar penyelenggaraan negara tidak menyimpang dari tujuan para pendiri NKRI. UUD ’45 yang disusun para pendiri NKRI sudah benar tetapi belum sempurna. Maka harus disempurnakan.

Seluruh parpol harus sadar dan tahu tanggung jawabnya sebagai sebuah parpol.  NKRI sama sekali bukan harus dimilik suatu dinasti, golongan, partai politik, lembaga khusus atau trah siapa pun.

NKRI Dikehendaki Tuhan Yang Maha Esa sebagai pemilik jiwa raga setiap pribadi yang “asli” lahir, dihidupi dan dibesarkan dengan sari-sari bumi dan air dari wilayah kedaulatannya.  

Setiap pribadi yang “asli”—alami,  bisa turunan—etnis,  Jawa, Bugis, Batak, Cina, Belanda, Arab atau Yahudi, tidak bisa pilih.  Hal tersebut  tentu sangat berbeda dengan setatus kewarganegaraan yang bisa dipilih.

Dunia mengakui, menghormati, menghargai dan turut menjaga bahwa NKRI mutlak dikuasai penuh oleh Bangsa Indonesia.

Waspada terhadap elit dunia mafia .

Saat ini berbagai prediksi buruk terpaparkan secara gamblang kepada kepada setiap nyawa—bangsa, di muka bumi ini. Betapa kehidupan di dunia sedang sangat terancam oleh ulah kekuatan-kekuatan besar yang jahat yang tidak peduli dengan naluri hidup bertuhan dan naluri berperikemanusiaan yang adil dan beradab.

Kekuatan-kekuatan berbahaya tersebut  bisa dari berbagai macam golongan. Yang dicurigai bisa dari kaum yang kapitalis, komunis, kaum “agama”—atheis,  dan dajjal. Mungkin secara keseluruhan mereka adalah yang layak disebut kaum elit mafia. Atau mungkin golongan god father dunia. Atau bahaya laten nekolim?

Semua kekuatan jahat dunia seakan berkolaborasi ingin mengendalikan kehidupan umat manusia yang akan datang. Dengan tujuan setiap orang bisa “dikendalikan.”

Setiap orang di kawasan tertentu harus mau jadi budak yang mampu menghidupi para “penguasa.” Hanya yang benar-benar mereka yang produktif dan memberi keuntungan bagus yang akan boleh hidup umur panjang.

Setiap warga negara NKRI harus diingatkan, diajak membina dan menjaga kesatuan bangsa.  Bahwa NKRI yang kaya raya ini sedang diincar elit mafia dari berbagai benua. Jika bangsa Indonesia tidak kuat bersatu, mereka akan menguasai setiap hak orang NKRI asli. Termasuk hak hidup orang Indonesia akan dibatasi oleh elit mafia kelas dunia.

Indonesia perlu waspada dengan fenomena hadirnya alien dan ufo akhir-akhir ini. Jangan-jangan semuanya  adalah mahluk dan alat canggih produk elit mafia yang akan membuat kiamat di bumi. Mereka—kekuatan jahat, mungkin akan mengganti sebagian besar manusia di bumi dengan alien. Secara tidak bertanggung jawab.

Dunia akan dirubah. Tuhan Yang Mahakasih dan Penyayang seperti tidak ada. Yang ada hanya mahluk dajjal yang mengaku dirinya adalah tuhan.

Bangsa Indonesia jangan sampai kehilangan arah

Bangsa Indonesia benar-benar harus waspada, jangan sampai menjadi bangsa yang kehilangan arah. Bangsa yang tergantung dan dikuasai produk-produk teknologi yang dibuat dan dijual seperti narkoba oleh kelompok jahat tersebut.  

Dengan segera bisa memahami Pancasila dengan benar.  Mudah-mudahan Bangsa Indonesia akan bisa melindungi diri dengan “menguasai” seluruh tehnologi yang dijual kaum elit mafia.

Jangan sampai ekonomi Rakyat Indonesia dibiarkan ikut terombang-ambing oleh iklim dunia yang sering dilanda krisis ekonomi yang mungkin memang disengaja oleh elit mafia tersebut.

Bangsa Indonesia harus waspada dengan tipu daya licik kaum nekolim yang seringkali mengadu domba sesama anak bangsa dengan menyebar SARA.

Seluruh elemen bangsa hendaknya bersatu untuk kelanggengan NKRI. Parpol-parpol jangan cuma ngincer kursi presiden. Sejarah sudah membukukan secara abadi. Kursi presiden yang “haram” sangat berbahaya. Presiden hanya akan seperti raja sehari—pengantin, di neraka.

Para ulama hendaknya berlomba membuktikan kebenaran ajaran kitab suci masing-masing. Dengan selalu befikir suci, berucap suci dan berperilaku suci.  Bersikap seperti lazimnya kaum sufi. Tidak terlilit kuat dengan keyakinan bahwa pandangan dan tafsirnya adalah yang paling benar.

Seluruh umat beragama tahu. Alquran adalah kitab suci yang menyempurnakan kesempurnaan semua kitab suci yang ada sebelumnya. Menyempurnakan Jabur, Taurat dan Injil.

Pertanyaannya adalah. Siapa yang harus menyempurnakan keberadaan Alquran?

Menurut penulis. Yang harus menyempurnakan keberadaan Alquran adalah setiap pribadi yang mengaku dirinya orang muslim.

Keberadaan Alquran akan sempurna kalau bisa dimengerti, diajarkan, dipelajari, disiarkan, diamalkan dan dirasakan nikmat RahmatNYA. Oleh setiap pemeluk agama Islam.

Kesempurnaan Alquran sendiri baru sempurna ketika para sahabat Rasululah saw, penerus ajarannya bekerja sama menjadikan ada kitab suci Alquran yang berupa kitab dan ada kitab hadis. Tanpa ada Quran dan hadis yang berupa kitab-kitab. Agaknya tidak mungkin Islam berkedudukan demikian penting dalam peradaban saat ini.

Seperti halnya Alquran. Pancasila pun harus disempurnakan pula dengan membuat kitab yang berisi uraian detil tentang isi sila-silanya. Dan juga menyempurnakan UUD ’45 yang asli.

Menyempurnakan keberadaan Pancasila adalah pekerjaan bersejarah. Pasti bisa dikerjakan karena bangsa ini sudah berpengalaman lebih dari tujuhpuluh tahun menggunakan Pancasila dalam penyelenggaraan negara.

Demikian. Salam bahagia dan damai sejahtera bagi yang sempat membaca tulisan ini. Terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun