Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bangsa Indonesia Senang Gaduh, Gara-gara Tak Paham Pancasila?

21 Desember 2016   05:39 Diperbarui: 21 Desember 2016   07:18 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Para ulama hendaknya berlomba membuktikan kebenaran ajaran kitab suci masing-masing. Dengan selalu befikir suci, berucap suci dan berperilaku suci.  Bersikap seperti lazimnya kaum sufi. Tidak terlilit kuat dengan keyakinan bahwa pandangan dan tafsirnya adalah yang paling benar.

Seluruh umat beragama tahu. Alquran adalah kitab suci yang menyempurnakan kesempurnaan semua kitab suci yang ada sebelumnya. Menyempurnakan Jabur, Taurat dan Injil.

Pertanyaannya adalah. Siapa yang harus menyempurnakan keberadaan Alquran?

Menurut penulis. Yang harus menyempurnakan keberadaan Alquran adalah setiap pribadi yang mengaku dirinya orang muslim.

Keberadaan Alquran akan sempurna kalau bisa dimengerti, diajarkan, dipelajari, disiarkan, diamalkan dan dirasakan nikmat RahmatNYA. Oleh setiap pemeluk agama Islam.

Kesempurnaan Alquran sendiri baru sempurna ketika para sahabat Rasululah saw, penerus ajarannya bekerja sama menjadikan ada kitab suci Alquran yang berupa kitab dan ada kitab hadis. Tanpa ada Quran dan hadis yang berupa kitab-kitab. Agaknya tidak mungkin Islam berkedudukan demikian penting dalam peradaban saat ini.

Seperti halnya Alquran. Pancasila pun harus disempurnakan pula dengan membuat kitab yang berisi uraian detil tentang isi sila-silanya. Dan juga menyempurnakan UUD ’45 yang asli.

Menyempurnakan keberadaan Pancasila adalah pekerjaan bersejarah. Pasti bisa dikerjakan karena bangsa ini sudah berpengalaman lebih dari tujuhpuluh tahun menggunakan Pancasila dalam penyelenggaraan negara.

Demikian. Salam bahagia dan damai sejahtera bagi yang sempat membaca tulisan ini. Terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun