Dan yang lebih mengerikan. Apakah karena Pancasila dan UUD ’45 yang melahirkan tragedi-tragedi nasional yang berlumuran darah? Menghadirkan peristiwa pengkhianatan G30S PKI-1965 dan kerusuhan reformasi 1998?
Jawabnya. Peristiwa pengkhianatan G30S PKI-1965 dan kerusuhan reformasi 1998 bisa terjadi bukan karena Pancasila dan UUD "45. Tragedi itu bisa terjadi karena Bangsa Indonesia belum mengerti dan tidak bisa mengamalkan Pancasila.
Amandemen UUD’45 sia-sia
Dengan UUD ’45 yang diamandemen tampaknya bangsa ini tetap saja kebingungan dalam bernegara. Kekuasaan tertinggi yang ada di MPR hilang tidak jelas tempatnya.
Yang duduk-duduk di ruang agung MPR agaknya hanya seperti mahluk-mahluk halus yang hampir seperti fosil. Yang setiap kali hanya menebar asap kemenyan mendirikan ritual empat pilar dengan gelar budaya di mana saja.
Setiap lembaga yang ada dalam negara dianggap banyak pihak punya kedudukan dan kewenangan setara yang tidak bisa “dikritisi.” Tetapi seperti boleh dilecehkan.
Demokrasi jadi tidak jelas asal usulnya. Maka anarki sering jadi ciri demonstrasi di Indonesia.
Tanpa disadari banyak elit politik jadi korban dengan kedudukannya. Mereka banyak yang terkena penyakit aji mumpung.
Di pusat dan daerah banyak aparat pemerintah yang terpaksa menyandang gelar cacat seumur hidup sebagai koruptor. Kena otete KPK yang hapus semua nama baik yang menghias nama besar keluarga.
Dengan UUD ’45 hasil amandemen. Presiden SBY selama dua periode memimpin hampir tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak ada GBHN. Seolah-olah tanpa program.