TNI adalah prajurit Sapta marga. Jadi tidak akan pernah melakukan makar. Apa lagi polri sebagai bhayangkara negara.
Sampai kapan pun ancaman makar di NKRI tidak akan pernah ada.
Yang perlu waspada adalah gerakan-gerakan bersenjatakan isu SARA untuk merusak Bhinneka tunggal ika sampai menghancurkan NKRI.
Mereka gerilya politik. Secara terselubung “menyatakan ada” negara lain—di NKRI, sebagai pemerintahan bayangan yang ikut numpang—membayangi atau merongrong, berkuasa. Seperti halnya yang pernah ada Negara Islam Indonesia, Darul Islam, PRRI, PERMESTA, TII dan Gafatar yang tetap mengibarkan merah putih di wilayah NKRI.
Yang berpotensi mengadakan pemerintahan bayangan adalah partai politik. Yang sangat berbahaya jika parpol dikuasai kaum mafia—nekolim.
Saat ini. Membela Islam tidak hanya bisa dilihat dengan ratusan juta pasang mata biasa. Tetapi juga bisa dilihat dari sudut pandang mata hati mereka yang beriman kepada kebenaran mutlak yang hakiki dalam realita bernegara.
“Kebenaran Mutlak” pasti menghormati, menghargai, mengakui, melindungi dan menjaga kebenaran “hak setiap warga negara” menyampaikan kebenaran.
Demokrasi. Bukan berarti boleh bebas menyampaikan fitnah, hujatan, penghinaan dan tuduhan yang mengada-ada. Demokrasi mengharamkan memaksakan kehendak. Demokrasi mengharuskan setiap pribadi lhklas menyampaikan pendapat pribadi demi kemuliaan hidup bersama tanpa merugikan hak pribadi siapa pun.
Tuhan yang Maha Kuasa tidak pernah memaksakan Kehendak-NYA. Tetapi kesempurnaan manusia yang bertuhan adalah mau tidak mau ikhlas terpaksa menerima setiap Kehendak-NYA.
Tuhan Ridho dunia akhirat bila Kehendak-Nya diterima, ditolak, diragukan atau pun dipalsukan oleh siapa pun.
Demikian. Salam bahagia dan damai sejahtera bagi yang sempat membaca tulisan ini. Terimakasih