Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Amien Rais, SBY, Yusril dan R. Ramli. Lawan Ahok?

15 September 2016   11:22 Diperbarui: 15 September 2016   11:26 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

REVOLUSI SPIRITUAL

Pilkada 2017 makin dekat.

Sementara calon yang sudah pasti tampil hanya Insinyur Basuki Tjahaja Purnama, seorang.

Siapa pengusungnya dan siapa cawagupnya, lebih baik parpol-parpol dan warga Jakarta tidak usah peduli.

Serahkan saja urusannya kepada PDI-P—Megawati.

Nasib yang sama dialami calon tunggal tanpa cawagupnya, dari Gerindra.  Sandiaga Uno.

Kalau cawagubnya Ahok, tinggal sebut yang di sana, apa yang disini?

Cawagubnya Sandiaga tunggu yang dapat penawaran terbaik dan terbanyak dari parpol-parpol yang mendukung.

 

Kecuali Hanura, Nasdem, Golkar dan PDI-P. 

Seharusnya parpol-parpol yang lain, sudah matang dengan kerjasama, memilih tandingan Ahok.

Tetapi parpol-parpol seperti masih bingung. Cari cagup-cawagup saja susah banget

Tak jelas tokoh mana atau ada soal apa yang dibingungkan? Tak bisa ditebak.

Apa parpol-parpol belum siap menghadapi pilkada 2017?  Karena terlalu sibuk menata diri dalam organisasi kepartaian

 

Yang jelas. Agaknya mereka kesulitan mencari tokoh terbaik dari calon-calon yang kurang seimbang dipilih jadi cagub untuk melawan Ahok.

Pilkada 2017 adalah pertarungan awal merebut masa depan.

Pertarungan antara kubu Mega dengan kubu sisa-sisa kekuatan "asal bukan Mega" yang masih ada di mana-mana.

Pertarungan akan meriah riang gembira. 

Ahok tidak akan banyak marah-marah. Karena DPRD DKI Jakarta sudah tahu Ahok model gubernur yang beda bawaannya dari gubernur-gubernur sebelumnya

Ahok terbuka, tanpa basa-basi.

Kalau tidak tahu dia tidak mau pura-pura sok tahu dan bijaksana.  Justru dia akan bertanya kepada yang lebih tahu dan menguji apa yang sudah diketahuinya kepada yang lebih tahu.

 

Kurang apa hebatnya Amien Rais, SBY, Yusril Ihza Mahendra dan Rizal Ramli?

Mereka semua tokoh hebat yang dikenal di seluruh penjuru tanah air. Bahkan mungkin di seluruh penjuru dunia.

Kalau tidak salah. Pada masa presiden Habibie. Amien Rais pernah sukses membuat poros nasional (?)  bersama Megawati, Gus Dur dan Akbar Tanjung?

Yang kemudian dengan cerdasnya poros nasional digunakan untuk mengganjal Megawati dan terpaksa nekad mengangkat Gus Dur sebagai persiden RI ke 4.

 

Apa lagi SBY, yang berhasil dua kali menyingkirkan Mega untuk masuk istana kepresidenan. Kemenangan periode pertama memaksa Megawati mengakui kekuatan dan kehebatan SBY tak tertandingi.

Kemenangan kedua SBY menyadarkan Megawati.

Bahwa jabatan presiden seolah bukan segalanya. Tetapi posisi kuasa menentukan siapa yang harus dipercaya menjadi presiden sungguh sangat dibutuhkan di negeri ini.

Sosok Megawati boleh jadi mewakili seluruh politisi perempuan Indonesia yang tidak boleh direndahkan atau dilecehkan oleh kaum politisi laki-laki. Dan mereka semuanya merupakan pengejawantahan ibu pertiwi.

Maka politisi perempuan Indonesia sangat terhormat di atas bumi.

Dan sebaiknya semuanya berkaca kepada Mega. Menjaga kehormatan diri pribadi sendiri lebih berarti dari pada mengharap penghormatan dari orang lain yang terkadang sarat dengan kepentingan pribadi.

Yusril Ihza Mahendra, tampaknya adalah seorang ahli tatanegara yang tak mudah mengakui kebenaran orang lain.

Dan Rizal Ramli mantan seorang menko kemaritiman yang berani membatalkan reklamasi pulau-pulau dan pantura Jakarta, cukup berpengalaman.

Amien Rais, SBY, Yusril Ihza Mahendra dan Rizal Ramli, hingga hari ini masih baru bisa omong sedang menjalin komunikasi dengan partai-partai koalisi kekeluargaan.

Ciri khas Amien Rais, SBY, Yusril Ihza Mahendra dan Rizal Ramli, kalau bicara tentang Ahok pasti sama miring dan sumbangnya.

Kalau bicara sendiri-sendiri, cetho welo-welo—katakhas Amien Rais, semuanya omong butuh pemimpin yang sopan dan santun, tidak sombong, tidak omong kasar, tidak menantang aparat pemerintah.

Kalau bicara konsep. Amien Rais, SBY, Yusril Ihza Mahendra danRizal Ramli paling-paling mereka hanya bicara tidak akan main gusur-gusuran seperti yang dilakukan Ahok.

Pada hal. Orang Jakarta sudah biasa menghadapi penggusuran.

Demi pembangunan Jakarta sebagai ibu kota negara, Bung Karno harus menggusur warga Senayan untuk membangun kawasan Gelora Bung Karno. Dan juga menggusur perkampungan lain-lainnya untuk membangun jalan by pass dariGrogol, Cawang sampai Tanjung Priok.

Zaman Pak Harto, Bang Ali—gubernur DKI Jakarta menggusur warga Karet Kuningan untuk membangun kawasan perkantoran di sepanjang Jalan Rasuna Said. Dan juga menggusur beberapa perkampungan lain yang membuat warga Jakarta pindah ke pinggiran.

Zaman Bu Mega, menjelang masa baktinya sebagai presiden berakhir. Kawasan-kawasan kumuh dan liar dibongkar. Maka waktu pilpres 2004 wong-wong cilik mungkin banyak yang ngambeg dan Pak SBY yang berdampingan dengan Pak Jusuf Kalla, menang dengan mantap.

Zaman Pak SBY.  Seingat penulis mungkin memang tidak pernah ada kampung yang digusur.  Tetapi ada proyek besar-besaran yang berkesan mendalam, yaitu pembangunan komplek olah raga Hambalang yang sudah ambruk sebelum selesai.

Barangkali hanya di Jakarta tandingan Ahok sulit dicari. Di daerah-daerah lain juga telah mulai muncul tokoh-tokoh model Ahok diikuti generasi muda yang segaya dengan teman-teman Ahok.

Jakarta mungkin sudah tidak terlalu menarik buat orang daerah. Pertarungan pilkada 2017 di Jakarta mungkin sudah dipandang hanya sekadar formalitas. Pemenangnya sudah ditentukan warga Jakarta. 

Di daerah-daerah luar Jakarta. Pilkada 2017 pasti meriah menyambut salah satu bentuk pesta demokrasi.

Sayangnya. Apa mungkin yang ikut pilkada belum perlu harus menyerahkan laporan harta kekayaan pribadi.

Maka Sandiaga Uno sudah menantang Ahok untuk buka-bukaan jumlah kekayaan. 

Tantangan Sandiaga Uno terlambat.  Ahok sejak jauh hari sudah lapor ke KPK.

Demikian. Terimakasih dan salam bahagia sejahtera, untuk yangsempat membaca tulisan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun