Mohon tunggu...
Ashari Setya
Ashari Setya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Lelaki, manusia, terbuat dari tanah, bernafas dengan paru-paru, memakan nasi, meminum air.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rahasia dari Sebuah Cermin

19 Februari 2018   21:03 Diperbarui: 19 Februari 2018   21:16 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rahasia dari Sebuah Cermin

Sayang sudahkah kau mengantuk? mari aku ceritakan kepada mu sebuah kisah tentang cermin. Ya Cermin yang biasanya sering kau bawa kemanapun kau pergi. Ada rahasia tersembunyi dari cermin.

Syahdan, ada suatu kota di negeri yang konon terkenal begitu makmur,kaya akan sumber daya alam dan potensi yang luar biasa. Namun sayangnya di negeri tersebut para penduduknya tidak begitu suka bercermin, bahkan cermin pun mereka tidak tahu, ini berbeda dengan dirimu sayang yang selalu bercermin dengan cermin yang kau bawa kemana-mana di dalam tas kesayanganmu itu.

Akibat dari tidak adanya penduduk yang bercermin, para penduduk di kota tersebut terkenal tampil apa adanya dan tak begitu senang dengan yang namanya pencitraan. Berdandan pun tak pernah, mereka suka tampil seperti itu. Aneh bukan?

Namun sayangnya, negeri yang makmur dan kaya tersebut malah sering sekali berkonflik antara penduduk satu dengan yang lain karena hanya masalah yang sangat sepele, mudah saling mengejek dan mencela. Jika ada suatu permasalahan para penduduk tidak sibuk mencari solusi yang terbaik tapi malah sibuk menyalahkan satu sama lain.

Barangkali menurut mereka, menyalahkan adalah satu-satunya solusi terbaik atas semua permasalahan. Mulai dari kasus kriminalitas, kebanjiran, kebakaran hingga perceraian, semua sibuk menyalahkan satu sama lain. Penduduk disibukkan dengan saling bergosip dan nyinyir atas kasus-kasus atau permasalahan-permasalahan yang terjadi.

"Lihat itu si Gubernur, masak gitu aja gak becus ngurus kota"

"DI kota ini sebelumnya jarang banjir, kenapa di periode gubernur tersebut, sekarang tiap kali turun hujan selalu banjir"

---------------------------------------------

"Hei, kamu tahu anak kemarin sore itu gak?"

"Iya, kenapa?"

"Masak dia baru setahun di Perusahaan ini, langsung dipromosikan jadi manager, padahal dia anak bau kencur dan kita lebih senior"

"Iya, juga ya, dia kan keponakan Pak Direktur, jadi ya ga kaget lah"

-----------------------------------------------------

"Hei sahabatku semua, mohon jangan ikuti perbuatan kaum tersebut. Itu perbuatan yang tidak baik, tidak pernah diajarkan nabi. Sesungguhnya yang begitu adalah perbuatan kaum kafir dan ahli neraka"

-------------------------------------------------

Semua menjadi kacau balau karena sibuk saling menyalahkan.

Akhirnya ada seorang kakek tua penjual cermin datang ke kota tersebut menawarkan cermin. Para penduduk kaget keheranan dengan benda tersebut. Cermin tersebut bisa mencerminkan sosok diri mereka dan cerminan diri mereka dapat meniru gerakkan mereka sendiri.

Cermin tersebut laris terjual. Kini para penduduk suka sekali bercermin dan tak ketinggalan untuk berlomba-lomba saling berdandan untuk bisa tampil sebaik mungkin di depan orang lain.

Sejak saat itu kota tersebut mulai sedikit damai, karena cermin yang dijual oleh kakek tersebut adalah cermin ajaib, cermin yang tidak hanya bisa mencerminkan paras fisik si pencermin namun juga bisa mencerminkan perilaku dan tingkah laku yang pernah diperbuatan oleh si pencermin sebelumnya.

Akhirnya para penduduk mulai sadar, bahwa mereka sibuk saling menyalahkan namun lupa bercermin dan berinstropeksi atas dirinya sendiri. Kota tersebut kini menjadi kota yang begitu tentram dan damai, para penduduk sibuk menghargai satu dengan yang lain.

Namun persoalan tidak berhenti, penduduk kini mulai kebingungan dengan banyaknya cermin yang hadir di kota mereka. Hingga disepanjang jalan terpasang cermin dimana-mana karena saking kagumnya para penduduk dengan yang namanya cermin.

Kasus penipuan dan penggelapan kini malah sering terjadi di kota tersebut. Apa yang sebenarnya terjadi? Bahkan kini kota tersebut dijejali oleh para politisi elite. Apa hubungannya? Coba kau berpikir sayang......

Ya, tepat sekali, penduduk saat ini kebingungan. Mereka tidak dapat membedakan mana sosok orang yang sebenarnya atau hanya sosok pencitraan dari orang tersebut? Karena para penduduk kini sibuk berdandan di depan cermin hingga akhirnya dandanan tersebut tak lagi mencerminkan dirinya yang sesungguhnya.

Dandanan yang penuh kepalsuan, cermin tak lagi mencerminkan diri yang sebenarnya, cermin kini hanya sebagai alat pencitraan si pencermin demi meraup keuntungan pribadi dengan rela mengkhianati dan menyakiti orang lain. Akibatnya, banyak terjadi penipuan, penggepalan dan lahir banyak politisi. Lho, kenapa kok politisi?

Ya, karena politisi mungkin satu-satunya sosok yang pandai memakai cermin untuk mencitrakan dirinya, pandai memoles dirinya menjadi penuh dengan kepalsuan untuk meraup kepentingan pribadinya. Entah itu kepopuleran, kekayaan, pengakuan dan lain sebagainya. Mencitrakan dan mencerminkan dirinya kepada orang lain bahwa dirinyalah yang terbaik, namun ternyata itu hanya kepalsuan semata.

Jadi sayang, sebagai penutup kisah ini, tak apa jika kau senang bercermin. Karena toh memang parasmu sangat cantik. Bahkan kalau cermin mempunyai perasaan, ia pasti juga akan jatuh cinta padamu. Namun, jangan kau gunakan cermin hanya untuk sekedar pencitraan semata guna meraup kepentingan pribadimu sendiri. Aku tidak suka itu.

Bercerminlah sewajarnya dan kau jangan lupa sayang, kau itu adalah cerminan dari Dia yang sejati. Maka tak ada alasan untuk aku tidak mencintaimu sayang. Setiap aku melihat dirimu, selalu membuatku j-atuh cinta dan rindu pada diriMu yang sejati. Maka, jadilah sebaik-baiknya cermin wahai kau cermin Ilahi........

 Sekian, selamat tidur.......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun