Ziky: Siap Bu
Ia pun menyimpan tasnya dan segera bergegas keruangan BP. Kelas itupun dimulai dan Andira nampak tersenyum. Ia mengingatkan diskusi kemarin Sore, ia sempat menjelaskan tata cara penyelesaian soal Aljabar Linear.
Setelah kelas Bu Mita berakhir, namun Ziky belum balik dari ruang BP. Ternyata ia disana menjadi salah satu siswa yang sering terlambat dalam catatan guru BP. Ziky pun banyak dinasehati, maklum saja diketahui selama ini ziky menjadi siswa yang memiliki prestasi yang seimbang dengan pelanggarannya disekolah. Ia diketahui menjadi juara berbagai tingkatan dalam dunia sastra.
Setelah dari ruang BP, diapun sejenak beristirahat dan menenangkan diri dibawah pohon. Iyah teringat dengan pesan ummi dan ayahnya untuk tetap santun dan bijaksana. Namun itu untungnya ia tidak pernah membuat pelanggan yang berat sehingga orang dipanggil. Hanya prestasi yang ditorehkannya.
Saat sedang merenung, tiba-tiba ia melihat rombongan Andira menuju kekantin dan lewat dihadapan Ziky. Ia semakin jatuh hati melihat senyuman Andira. Wajar saja, sosok yang cerdas tentunya menjadi idola bagi semua kalangan siswa di sekolah.
Ziky: Wadduh, dibuka itukan ada puisi penantian, yang saya tulis untuk dia.. gawat..
Sangat risau dan setelah dari kantin Ziky langsung menemui Andira.
Ziky: Andira, boleh saya pinjam buku saya (sambil tersenyum)
Andira: yah, boleh itukan buku kamu..., Oh iyaa (sontak membuat Ziky terkejut, ia berharap Andira tidak membaca puisi penantian itu) ehh Nda Jasi..
Ziky: Oh iyahh, ehh kamu sudah tulis konsep kita diskusi kemarin,.
Andira: sudah, tapi masih sedikit..,.Â