Karya Puisi Ziky penantian memunculkan tanya?
Sebelum beranjak pulang Ziky pun singgah ke Masjid untuk melaksanakan Sholat Magrib. Meskipun tergolong Pemuda yang sering nongkrong ia tetap barengi dengan bentuk ketaatan tentunya. Ia sendiri pernah mengungkapkan Bahwasanya ibadah itu bagaimana menjalani hubungan dengan sang pencipta, tak harus diingatkan itu dengan sendirinya menjadi fitrah manusia.
Malam hari dikediaman Andira. Ia masih teringat jelas dengan pandangan dan penjelasan Ziky. Dalam hatinya ia tentu kali pertama bisa akrab dengan Ziky sosok siswa yang dikenal sastrawan di sekolah dan cenderung cuek dan dingin. Ternyata memiliki sisi yang tidak terlalu nampak di sekolahnya.
Ibu: Andira sini, makan...
Andira pun langsung mendatangi ruang dapur dan makan bersama.Â
Oh, Iyah sedikit Informasi di kediaman Andira, yah seperti keluarga pada umumnya. Orang tuanya memiliki kesibukan masing-masing. Ayahnya sendiri seorang Polisi, sedangkan Ibunya memiliki Usaha Restoran.
Andira merupakan anak tunggal dari satu bersaudara, ia mungkin ada yang bingung. Andira sebenarnya punya adik perempuan. Yah, ini semakin membingungkan anak tunggal dari satu bersaudara, oh Iyah jadi begini. Orang Tua Andira bersepakat untuk mengadopsi satu orang anak perempuan. Ia namai Nawawi Asiyah Putra Abdillah. Yah namanya Abdillah merupakan belakang dari Ayah Andira. Seperti Klain uciha dalam film animasi Naruto.
Lalu apa hubungan Ayah Andira dengan Sasuke, yah saya rasa tidak ada. Yah merekapun makan bersama, ayah Andira pun bertanya kepada Andira mengenai Sekolah.
Ayah: Andira, bagaimana disekolah..
Andira: Baik kok, yah.. Aku juga semakin mudah memahami setiap mata pelajaran..
Ayah : oh Iyah, baguslah semangat,. Pokoknya apapun potensi yang ada dalam dirimu terus kembangkan, nanti mau Kuliah jurusan apa, mau fokus bidang apa, terserah yang terpenting. Kamu Jalani dengan tekun..
Andira: Siap Pak Komandan (sambil tersenyum dan hormat kepada ayahnya)
Setelah makan malam pun, Andira selalu membantu ibunya di dapur. Mencuci piring dan merapikan alat masak, sedangkan Ayah dan adiknya Aisyah sedang berada diruang keluarga. Mereka sedang asik membaca komik kerusakaan Aisyah.
Andira pun selesai berberes. Ia langsung masuk bergabung bersama diruang keluarga. Maklum saja mungkin di sinetron. Biasanya setelah makan malam mungkin masuk dikamar masing-masing. Sibuk dengan Hpnya ini tidak, Ayahnya menekankan untuk semua berkumpul dan berdiskusi ruang diruang keluarga, sambil nonton TV.
Andira: Aisyah, bagaimana tugas sekolah, sudah selesaikan!
Aisyah: sudah dong Kk, kan Kk Selalu mengajari saya (sambil tersenyum)
Andira: Mantap, pokonya kamu juga harus semangat, ingat pesan ayah dan ibu...
Aisyah: Insyaallah Kk (sambil memeluk Andira)
Sebuah kesempatan berkumpul yang sangat hangat, Ayah pun sebagai orang tua merasakan rasa syukur atas kedua putri saling support. Ia berharap kedepannya semakin hebat putri-putri dan dapat menolong dihari Akhir nanti.
Ibu: Ayah mau kopi atau teh?
Ayah: tidak Bu, cukup ibu selalu ada disamping ayah, (hahaha suasana pun jadi riang)
Andira: Ayah, ibu, Asiyah. Saya kekamar yah. Soalnya ada tugas yang mau saya selesaikan
Spontan semua, Iyah ...
Andira pun bergegas kekamar. Iapun membuka buku catatan dari Ziky yang ia sedikit cata konsep mengenai Naskah yang disiapkan. Setelah ia membuka, ia menemukan beberapa karya-karya Puisi dari Ziky.
Andira: betul-betul puitis, ini saja ada beberapa puisinya.. semuanya indah-indah.
Setelah membaca dan ia terhenti dengan sebuah Karya tentang yang menunjukkan sebuah sikap menanti seorang, kira-kira maksudnya seseorang itu siapa yang ia nantikan.
Malam pun telah semakin mulai larut, ia memutuskan untuk segera istirahat, karena pagi-pagi ia harus ke sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H